MANADO, KOMPAS.com - Divisi Humas Polri melalui akun resminya di Instagram menyatakan bahwa pemberitaan mengenai penjualan organ tubuh anak-anak adalah bohong.
"Kepolisian pastikan informasi penculikan dan penjualan organ tubuh anak-anak yang viral di media sosial adalah hoax. Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta masyarakat untuk tidak termakan isu dan resah terhadap maraknya kabar penculikan anak dan penjualan organ tubuh di media sosial," demikian imbauan yang ditulis melalui postingan di Instagram.
Kapolda Sulut Irjen Bambang Waskito mengatakan bahwa
"Di rumah sakit sudah dicek, tidak ada harga-harga seperti itu. Itu meresahkan masyarakat. Namun demikian, untuk meyakinkan masyarakat, seluruh jajaran sudah saya perintahkan saat bubar anak sekolah, tempat bermain anak di-back up anggota. Saya imbau juga, masyarakat jangan main hakim sendiri kalau ada yang dicurigai," katanya saat dikonfirmasi di Manado, Jumat (24/3/2017).
(Baca juga: Kapolri: Isu Penculikan Anak "Hoax")
Merebak
Kabar soal penculikan dan jaringan penjualan organ tubuh anak-anak itu merebak dalam dua pekan terakhir. Di Sulawesi Utara, pemberitaan beberapa media lokal diprotes banyak orang.
"Berita soal maraknya penculikan anak perlu dipertanyakan, sebab tidak ditemukan data pendukung dan penegas atas simpulan maraknya kejadian itu. Polisi malah belum menemukan satu pun pelaku," ujar Fidel Malumbot, warga Sitaro.
Di Ranoketang, Minahasa Tenggara, isu penculikan anak dan pasar gelap penjualan organ tubuh telah membuat banyak orang takut.
"Setelah membacanya kami jadi takut. Padahal sebenarnya di kampung ini aman-aman saja," ujar Lin, warga Ranoketang, Jumat (24/3/2017).
Jurnalis senior di Bitung, Reymond Mudami mengingatkan agar media lebih berhati-hati dalam memberitakan sebuah peristiwa yang belum sahih kebenarannya.
"Judul berita itu gambaran dari isi berita, atau gambaran realitas yang sesungguhnya. Belakangan memang banyak judul berita yang tak sejalan dengan isi berita," kata Reymond.
Headline sebuah harian lokal di Sulawesi Utara pada beberapa hari lalu menjadi viral dan mengundang perdebatan. Berita itu mengabarkan ikhwal satu anak diculik lalu dijual seharga Rp 5 miliar.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Manado, Yoseph Ikanubun mengingatkan agar jurnalis dan media selalu mendahulukan prinsip-prinsip jurnalistik dalam setiap pemberitaan.
"Isu penculikan anak, jual beli organ tubuh telah menjadi teror bagi publik. Walau memang harus disampaikan soal kewaspadaan atas dugaan kasus itu, tetapi wartawan harus punya pertimbangan pribadi tentang etika dan tanggungjawab sosial," jelas Yoseph.
Beberapa hari lalu, Kapolda Sulut juga sudah menepis isu penculikan anak dan penjualan organ tersebut.
"Iya memang ada isu-isu berbagai penculikan di Kota Manado dan sekitarnya yang dilaporkan. Tapi hingga saat ini belum ada yang terbukti kalau itu usaha penculikan," ujar Waskito.
Namun, Ketua Komda Perlindungan Anak Sulut, Jull Takaliuang mengingatkan agar aparat keamaanan, pemerintah dan masyarakat tetap waspada dan tidak lengah.
"Kita sudah semakin individualistis, tidak lagi saling mempedulikan. Pola hidup materalistis makin menjauhkan kita dari saling menjaga, saling memberi dan saling menolong," ujar Jull.
(Baca juga: Isu Penculikan Anak, Orangtua Jangan Lalai)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.