Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Impian Penambang Emas Manado

Kompas.com - 02/03/2017, 18:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Masa depan kehidupan Fernando sebagai pemandu wisata juga membaik. Investasi pada sektor infrastruktur telah membuka wilayah timur Indonesia, dan itu mendukung gaya hidup yang kini sedang tren, yakni “wisata petualangan” yang telah menjadi imajinasi populer.

Bahkan orang-orang Jakarta pun sudah mulai menjelajahi wisata di luar Singapura dan Bali, dengan mengunjungi Pulau Sumba, Wakatobi, dan Seram dengan jumlah kunjungan yang cukup besar.

Jumlah wisatawan mancanegara di Manado terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016, Sulawesi Utara menerima kedatangan 40.624 turis mancanegara.

Bandingkan dengan 2015 dan 2014, saat itu jumlah turis yang datang hanya sebanyak 19.465 dan 17.279 wisatawan. Pada 2016, sekitar 30.000 turis asal China telah berkunjung ke Manado.

Jumlah ini diharapkan meningkat lagi menjadi 150.000 tahun ini mengikuti penambahan jadwal penerbangan ke daratan tersebut. Menikah dan bekerja paruh waktu sebagai pemandu wisata di objek wisata Bukit Kasih, Fernando pun mengenali perubahan tren.

“Tak banyak pekerjaan di daerah pegunungan. Anda harus berpendidikan SMA untuk mendapat pekerjaan yang layak. Itu sebabnya saya berharap pemerintah meluncurkan lagi program Paket C (program ‘kembali ke sekolah’ untuk membantu orang-orang yang putus SMA). Saya yakin pariwisata menawarkan masa depan yang lebih baik. Lihat saja Bali sekarang,” kata Fernando.

Namun ambisi Fernando tak terbatas hanya di pulaunya, mengikuti tradisi merantau orang Minahasa, “Banyak orang Minahasa berkeliling negeri ini untuk bekerja. Mereka banyak bekerja di Papua, khususnya di pertambangan Freeport, dan juga di Sorong. Saya ingin ke Raja Ampat dan belajar bagaimana menjadi pemandu untuk semua objek wisata air.”

Pembangunan infrastruktur dan perkembangan pariwisata walau bagaimanapun, menghadirkan tantangannya sendiri. Keaslian budaya semakin menjadi kunci kesuksesan pariwisata.

Ke depannya, pemuda Minahasa seperti Fernando perlu mempertahankan keunikan dari budaya mereka jika Manado ingin menjadi destinasi yang terus, dan terus berlanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com