Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Membendung "Hoax" Menurut Tokoh Islam Cirebon

Kompas.com - 22/02/2017, 14:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Hadits tentang fitnah

Di hadapan ratusan mahasiswa IAIN Cirebon, Ulil menganjurkan agar para mahasiswa di dunia akademis kembali mempelajari studi mendalam tentang tema-tema ahaditsul fitan, hadits-hadits tentang fitnah. Hal itu dinilai sangat relevan sekali dibicarakan saat ini.

Menurut Ulil, mempelajari hadits tidak dilakukan secara harfiah. Namun, kata Ulil, gali dalam hadits itu pesan apa yang ingin disampaikan Nabi Muhammad bila berada dalam kondisi fitnah.

Ulil mengatakan, fitnah dalam bahasa modern saat ini dapat diterjemahkan sebagai kekacauan sosial. Dirinya mengutip dan membacakan satu hadits yang menurutnya sangat relevan, yakni dari kitab Bukhori Kitabul Fitan.

“Saya suka sekali hadits ini dan patut direnungkan kembali bagi teman-teman yang suka main media sosial, WhatsApp, Twitter, Instagram dan juga Facebook,” katanya.

Dia pun membacakan hadits dimaksud dalam bahasa Arab kemudian menerjemahkannya.

“Kelak, akan ada fitnah yang banyak sekali (social chaos/kekacauan sosial). Orang yang duduk saja lebih baik daripada dia berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada kalau dia berjalan, yang berjalan lebih baik daripada yang berlari. Kalau Anda bisa mencari tempat persembunyian, bersembunyilah!” kata Ulil menerjemahkan.

Ulil menambahkan, intinya adalah, ketika terjadi social chaos sebaiknya orang tahan diri, tidak ikut-ikutan membuat kekacauanhingga menjadi sangat chaos.

Dalam etika Islam, kata Ulil, kalau Anda menghadapi fitnah, segeralah tahan diri.

Tokoh Muda Nahdlatul Ulama yang juga aktif di Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Muhammad Al-Fayyadl, setuju dengan pendapat Kiai Husein Muhammad, bahwa membendung hoax bukanlah dengan regulasi, namun pendidikan.

“Kita sedang diuji oleh suatu kondisi kemunduran. Jadi ada banyak cara yang harus dilakukan yang bersifat demokratis. Membendung hoax dengan pendidikan, bukan dengan regulasi,” jelasnya.

Hal yang tidak kalah berbahaya , menurut Fayyadl, dari hoax adalah propaganda. Misalnya, sebuah korporasi di Rembang selalu muncul propaganda bahwa semen akan menyejahterakan rakyat, ternyata itu tidak benar.

“Hari ini banyal hal yang harus kita kritisi. Bukan hoax yang dilakukan warga innocence (lugu) saja, tapi lebih-lebih hoax yang dilakukan oleh kekuatan yang memiliki modal. Ini yang lebih berbahaya, walaupun itu atas nama kemajuan, ilmiah, dan seterusnya,” jelas Fayadl.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com