Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Simpatisan ISIS Asal Jakarta Diketahui Lulusan S-2 Australia

Kompas.com - 30/01/2017, 07:56 WIB

Seperti diberitakan, lima orang itu diamankan oleh Polda Bali pada Selasa (24/1/2017) malam, sesaat setelah mereka mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai dari Dubai (Uni Emirat Arab) pasca-diusir oleh aparat keamanan Turki.

Pengusiran atau deportasi itu terkait dugaan bahwa mereka hendak menyeberang ke Suriah melalui Turki untuk bergabung dengan ISIS.

Ditambahkan Hengky, mereka dideportasi dari Turki tanpa pengawalan khusus, baik dari Interpol maupun lembaga otoritas keamanan Turki.

Mereka pulang kembali ke Indonesia dengan biaya sendiri dan memutuskan untuk tidak pulang dulu ke kediaman mereka di Cilincing, Jakarta Utara, melainkan memilih terbang ke Denpasar untuk berlibur.

“Jadi tujuan mereka ke Turki itu untuk bergabung dengan ISIS. Adapun pilihan untuk turun di Bandara Ngurah Rai Bali karena mereka berkeinginan untuk berlibur terlebih dahulu. Jadi, tidak ada maksud lain kenapa mereka mendarat di Bali dan bukan di Jakarta,” kata Hengky.

Terkait organisasi di dalam negeri yang mungkin terafiliasi dengan mereka, Hengky belum dapat memastikan.

Ia mengatakan, sampai saat ini proses pengembangan pemeriksaan masih dilakukan di Mabes Polri.

Lima orang itu pun belum ditetapkan sebagai tersangka, dan masih menyandang status terperiksa.

Dari mereka, petugas telah mengamankan barang bukti, antara lain surat-surat atau dokumen-dokumen, termasuk alat komunikasi berupa ponsel yang nantinya juga akan diperiksa.

“Status mereka baru sebagai terperiksa. Sejauh mana keterlibatan mereka dengan organisasi tersebut (ISIS), apa yang sudah dilakukan dengan organisasi tersebut, termasuk jaringan-jaringan dan teman-temannya dan sebagainya, itu masih perlu didalami,” kata Hengky.

Kepolisian belum dapat memutuskan apakah keluarga ini akan menjalani penahanan atau tidak sebelum pemeriksaan tuntas.

Namun, jika dilepas, mereka dikhawatirkan dapat menyebarkan paham radikal di tengah-tengah masyarakat.

“Jika mereka ke masyarakat, mungkin dampak langsungnya belum ada ya, tetapi dikhawatirkan mereka menyebarkan paham radikal. Nanti dia akan memanggil keluarga dan teman-temannya dan sebagainya untuk memberikan informasi tentang kondisi di sana (Suriah), dan warga Indonesia bisa direkrutnya menjadi anggota ISIS begitu,” ujar Hengky. (Tribun Bali/ I Gusti Agung Bagus Angga Putra)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com