Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jalu Priambodo

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian INSTRAT.

Quo Vadis Perang Bintang Jawa Barat 2018?

Kompas.com - 24/01/2017, 14:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Siapakah kandidat calon gubernur yang paling dikenal oleh publik Jawa Barat?

Jika melihat dari hasil survei yang dipublikasikan Indonesia Strategic Institute pada Senin (16/1) lima nama teratas yang paling dikenal adalah Deddy Mizwar (94%), Dede Yusuf (89,7%), Desy Ratnasari (86,9%), Ridwan Kamil (80,4%), Rieke Diah Pitaloka (69,2%).

Jika kita perhatikan dari deretan nama tersebut, empat dari lima merupakan politisi yang pernah berprofesi sebagai artis.

Nama-nama tersebut jauh mengungguli politisi mapan seperti Dedi Mulyadi (57,6%), Netty Heryawan (26,5%) , Uu Ruzhanul Ulum (24,3%), Puti Guntur Soekarnoputri (19,3%) dan TB Hasanuddin (8,3%).

Kehadiran selebritas dalam dunia perpolitikan Jawa Barat merupakan fenomena lumrah yang terjadi selama satu dekade terakhir.

Fenomena ini menyeruak ketika Ahmad Heryawan yang berpasangan dengan Dede Yusuf mampu memenangkan Pilkada Jawa Barat 2008 mengalahkan sosok politisi berpengalaman seperti Agum Gumelar, Nukman Abdul Hakim dan Danny Setiawan.

Sejak saat itu, kehadiran artis dalam  Pilkada Jawa Barat seolah-olah menjadi mainstream. Hal ini terbukti dari kemunculan kandidat Gubernur Rieke Diah Pitaloka, Deddy Mizwar yang meramaikan peta persaingan di tahun 2013 bersama Dede Yusuf yang saat itu sebagai petahana Wakil Gubernur.

Kehadiran bintang baru dalam politik seketika meredupkan sosok jenderal berbintang dan politisi yang telah lebih dulu malang melintang di dunia perpolitikan Jawa Barat.  

Mengapa popularitas artis begitu dominan di Jawa Barat? Salah satu faktor yang dapat mendorong peningkatan popularitas  seorang kandidat adalah coverage media.

Dari hasil survei yang dirilis INSTRAT, ternyata pengenalan publik terhadap sosok kandidat mayoritas berasal dari televisi.

Selain itu, televisi juga menjadi jenis media yang paling banyak dikonsumsi publik Jawa Barat. Dominasi televisi sangat terlihat karena dinikmati sekitar 79,75% warga, sedangkan peringkat kedua yang paling dekat adalah media sosial yang dinikmati sebanyak 10,13% warga.

Televisi juga menjadi media yang paling lama disimak. Secara rata-rata, dalam seharinya warga Jawa Barat menyimak televisi selama 3 jam 28 menit, dan peringkat kedua ditempati media sosial selama 1 jam 52 menit.

Posisi media lain seperti media cetak (koran, majalah, tabloid) dan media radio jauh tertinggal dibandingkan dengan televisi.

Media cetak disimak sebanyak 1,56% warga sedangkan media radio disimak 1,44% warga. Untuk lama waktu menyimak pun untuk media cetak selama 45 menit dan media radio sebanyak 1 jam 10 menit.

Terlihat nyata bahwa media tersebut bukan hanya jauh tertinggal dari televisi namun juga sudah disusul oleh media baru, seperti media online dan media sosial. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com