Di hadapan ratusan pelajar SMP di Palangkaraya, bersama Tatung, Danar tidak menggunakan bahasa sulit untuk menjelaskan bahaya narkoba. Diksi seperti ”menjadi idiot” dan ”ketakutan yang berlebih” digunakan untuk menunjukkan bahaya sabu dan ganja.
Selain itu, keduanya mengajak para siswa untuk tidak menjauhi kawan-kawannya yang sedang terlibat kesulitan, apalagi terjerumus narkoba. Setiap manusia bisa berubah, seperti halnya kisah Duo Blangkon.
Mereka juga menunjukkan sebuah gelas berisi cairan seperti air teh dan kemudian ”disulap” menjadi air bening. Seketika para pelajar terkesima.
Namun, Danar segera menjelaskan, itu adalah air putih yang diberi obat merah (obat penyembuh luka) dan kemudian diberi tawas.
Untuk berubah menjadi lebih baik, dibutuhkan proses. Kita jangan putus asa.
Pesan bernas itu dikemas lewat lagu ”Terlatih Patah Hati” dari The Rain feat Endank Soekamti. Para pelajar kembali bergoyang dan ikut bernyanyi.
Kepala BNN Kalimantan Tengah Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto yang mengundang Duo Blangkon ke Kalimantan Tengah mengapresiasi pengabdian Danar dan Tatung untuk memberi penyuluhan secara kreatif.
”Penyuluhannya pun luar biasa karena menggunakan edutainment, yaitu education (pendidikan) dan entertaiment (hiburan). Mereka berasal dari dunia seni,” kata Sumirat.
BIODATA AGUS WIDANARKO
♦ Lahir: Sukoharjo, 10 Juli 1980
♦ Pendidikan:
- S-1 Akuntansi Universitas Sebelas Maret dan STIE Atma Bhakti (2010)
- S-2 Hukum Universitas Surakarta (2014)
- Sedang menyelesaikan Magister Sains Akuntansi di Universitas Islam Batik, Surakarta
BIODATA HILARIUS MUKTI CATUR NUGROHO
♦ Lahir: Surakarta, 8 Januari 1978
♦ Istri : Miranda (38)
♦ Anak: Rafael (6)
♦ Pendidikan: S-1 Bimbingan Konseling FKIP Universitas Slamet Riyadi, Surakarta