Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Sejarah Kota Bandung Dipastikan Rampung Akhir Tahun Ini

Kompas.com - 27/12/2016, 19:22 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Gedung Museum Sejarah Kota Bandung di Jalan Aceh, Kota Bandung, dipastikan rampung tepat waktu sesuai kontrak, yakni 30 Desember 2016. 

"Sekarang tinggal finishing saja," ujar Kasi Pembinaan Objek Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Edward Parlindungan Panggabean saat ditemui di lokasi proyek, Selasa (27/12/2016).

Dari pantauan Kompas.com, gedung empat lantai setinggi 12 meter yang berdiri di atas lahan seluas 1.300 meter persegi tersebut berbentuk kubus minimalis tanpa jendela sama sekali.

Seluruhnya dicat warna abu-abu pekat baik tembok luar maupun tembok dalam berwarna seragam. Hanya kanopi kaca dengan tulang besi berwarna putih yang terlihat berbeda di antara dominasi warna abu-abu. 

Sementara itu, beberapa pekerja terlihat masih bekerja untuk merapikan dan membersihkan sisa pekerjaan pembangunaan. Di depan bangunan baru, tampak gedung tua peninggalan jaman kolonial Belanda. 

"Bangunan lama tidak boleh di ganti sama sekali, cuma kita percantik karena peninggalan sejarah. Nantinya bangunan itu juga menjadi ruang pameran Museum Sejarah Kota Bandung yang memuat warisan sejarah masa lalu," ujarnya.

Museum canggih

Edward menambahkan, bangunan baru Museum Sejarah Kota Bandung akan menjadi salah satu museum paling canggih di Indonesia.

Pasalnya, setiap artefak peninggalan sejarah Kota Bandung akan dijelaskan sebuah monitor canggih yang tidak perlu disentuh.

Pengunjung tinggal datang ke depan artefak yang dipajang dan menunjuk monitor tanpa menyentuhnya, maka monitor khusus akan memberikan penjelasan secara visual.

Lantaran canggih, pengadaan monitor visual tersebut bahkan mencapai nilai Rp 3 miliar, belum termasuk perangkat lunak (software).

"Kita pakai layar monitor paling canggih, buatan Kanada. Nanti di bagian bawah ada sembilan patung Pahlawan Kota Bandung," tuturnya.

Edward menambahkan, untuk barang-barang koleksi sejarah Kota Bandung yang akan dipamerkan di museum tersebut masih menunggu keputusan kabar pemulangan artefak-artefak tentang Sejarah Kota Bandung dari Pemerintah Belanda.

"Jadi konsepnya museum digital yang dilengkapi artefak-artefak sejarah Kota Bandung," tuturnya. 

Meski bangunan gedung museum sudah berdiri, di bagian depan masih terlihat pelataran yang belum selesai dibeton. Menurut Edward, pelataran tersebut tidak termasuk dalam budget pembangunan gedung atau pembangunan tahap pertamaa senilai Rp 10,3 miliar. 

"Tahun depan dianggarkan kembali Rp 18 miliar untuk proyek landscape, pelataran dan konten. Rencananya, Museum Sejarah Kota Bandung resmi dibuka pada pertengahan tahun 2017," jelasnya.

Tepat waktu

Di tempat yang sama, Ahmad Taufik, Kontraktor Pelaksana dari PT Tugu, perusahaan pemenang lelang proyek pembangunan Museum Sejarah Kota Bandung, berjanji akan menyelesaikan proyek tersebut tepat waktu.

"Saya yakin terkejar, tinggal bersih-bersih saja," akunya. 

Ahmad menjelaskan, gedung Museum Sejarah Kota Bandung seharusnya bisa selesai jauh sebelum deadline yang ditentukan. Namun ada sedikit kendala yang membuat pekerjaan menjadi sulit, salah satunya adalah perubahan-perubahan yang diminta oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. 

"Pak Wali Kota sudah dua kali minta perubahan. Kendalanya cuaca juga, waktu pembangunan sering hujan," tuturnya.

Sesuai pesanan Ridwan Kamil, gedung kubus tersebut justru memiliki sedikit ventilasi dan menggunakan AC cukup besar setiap lantainya dengan alasan untuk melindungi dan membuat awet alat-alat elektronik canggih di dalam museum. Untuk pengamanan dari bahaya kebakaran, gedung tersebut dilengkapi pendeteksi asap dan apar. 

"Masih ada pemeliharan enam bulan karena masih dalam tanggung jawab kontraktor," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com