Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Terakhir Penderita Gangguan Jiwa

Kompas.com - 05/12/2016, 18:39 WIB

Penulis

"Petugas harus selalu mengingatkan anak-anak karena makanan itu tidak higienis lagi. Namun, ada saja yang luput dari pengawasan petugas," ucapnya.

Keadaan tersebut kerap terjadi karena terbatasnya jumlah petugas. Kepala UPTD Liponsos Keputih Surabaya Erni Lutfiyah, mengatakan, jumlah petugas yang mendampingi penghuni hanya 14 orang. Sementara penghuninya hingga November sudah 1.570 orang. Angka tersebut mencakup 1.324 penderita gangguan jiwa psikotik, 235 gelandangan dan pengemis, 6 anak jalanan, 2 waria, serta 3 wanita tunasusila.

Idealnya, paling tidak 140 orang yang mendampingi penghuni sebanyak itu. Realitanya, total petugas hanya 57 orang. Petugas antara lain terdiri dari 5 juru masak, 22 tenaga keamanan, 8 petugas kebersihan, 6 petugas administrasi. Dari semua petugas, 55 orang di antaranya berstatus tenaga alih daya, termasuk 14 pendamping dari UPTD Liponsos Keputih Surabaya.

Tugas pendamping mulai dari merawat, mengurus saat makan, buang air, hingga menemani ketika jadwal berobat. Paling menyusahkan ketika penderita tiba-tiba kambuh lantas mengamuk sehingga perlu tenaga ekstra bagi pendamping. Biasanya mereka menenangkan penderita dengan membawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur, berjarak 10 kilometer dari Liponsos. Namun, penanganan kesehatan terhadap penghuni Liponsos juga ketat, tidak asal kambuh langsung bisa dibawa ke RSJ Menur. Kunjungan berobat ke RSJ Menur pun dibatasi setiap pekan hanya 20 orang sehingga diprioritaskan untuk penderita yang kambuh.

Untuk mengatasi hal itu, Dinas Sosial Kota Surabaya mengupayakan kerja sama dengan RS Soewandhie. Setiap akhir pekan tenaga medis dari RS Soewandhie ke Liponsos untuk merawat pasien, bukan sebaliknya.

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Supomo mengatakan, untuk tahun anggaran 2016, Liponsos mendapat jatah dana Rp 12.444.105.549. Dana ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan penghuni. Salah satu cara menyiasatinya dengan mengolah air bersih dari PDAM Surabaya untuk memasak dan air minum.

Kebutuhan air minum setahun mencapai Rp 1 miliar, yaitu untuk membeli 58.400 galon air mineral. Untuk menghemat biaya air minum tersebut, dinsos mengoperasikan alat pengolahan air yang bersumber dari PDAM menjadi air layak konsumsi.

Kerajinan tangan

Inovasi lain agar penghuni memiliki aktivitas dan proses pemulihan, sejak 2012 digelar pelatihan membuat kerajinan tangan berupa keset kaki. Ini sebagai terapi pemulihan kondisi mental penghuni Liponsos Keputih. Salah satunya mengajari, umumnya, perempuan yang belum sembuh 100 persen dengan membuat kerajinan tangan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com