33 Tahun Kasiyah Cari Berkah dari Sampah

Di tumpukan sampah tersebut, Kasiyah juga sering menemukan uang dan cincin emas yang tidak sengaja terbuang oleh pemiliknya. Biasanya jika ada barang berharga yang ditemukan akan menjadi pemilik penemunya.

"Pernah dapat uang sampai Rp 300.000. Terus nemu cincin emas sepertinya cincin kawin, ada namanya Ahmad. Saya jual buat biaya sekolah anak. Mau dikembalikan ya dikembalikan ke mana," ujarnya.

Bukan hanya Kasiyah, suaminya Juhari juga bekerja sebagai pemulung di tempat yang sama. Namun, Juhari juga menyambi kerja membuat batu bata di rumahnya.

Penghasilan mereka sedikit-sedikit ditabung untuk keperluan sekolah anak dan bangun rumah.

"Kadang buat batu bata ada yang dijual ada yang buat bangun rumah sendiri. Saya nabung. Apalagi biaya sekolah anak saya yang STM Rp 200.000 per bulan," jelasnya.

Kasiyah melarang anaknya ikut bekerja bersama dia agar fokus sekolah. Dia juga sempat meminta agar anaknya mendapatkan keringanan biaya karena orangtuanya bekerja sebagai pemulung.

Namun, ia mengurungkan niat itu dibatalkan karena khawatir anaknya bakal kesulitan saat mengurusi administrasi. Sebisa mungkin, ia akan memenuhi kebutuhan sekolah untuk anaknya tanpa harus mengiba.

"Kasihan juga anaknya nanti dibeda-bedakan sama temennya," kata Kasiyah.

Beberapa kali Kasiyah dan rekan-rekannya mendapatkan bantuan dari pengunjung TPSA Bulusan. Bantuan itu bisa berupa uang, bahan pokok, atau pemeriksaaan kesehatan.

Ia dan teman-temannya berharap suatu ketika dapat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk sekadar ngobrol dan berkeluh kesah.