Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikhwan Arief, Guru Akhlak dan Penyelamat Terumbu Karang di Banyuwangi

Kompas.com - 25/11/2016, 11:17 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ikwan Arief (33) bukan hanya sekadar guru madrasah ibtidaiyah, ia juga nelayan ikan hias dan penyelamat terumbu karang di perairan Bangsring di Selat Bali.

Saat ini tercatat Ikwan tercatat sebagai guru di MI Nurul Karim, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dia mengajar mata pelajaran akidah akhlak dan ilmu fikih kepada siswa setingkat SD sejak tahun 2005.

Kepada Kompas.com, Kamis (24/11/2016), bapak tiga anak tersebut menuturkan bahwa dia berasal dari keluarga nelayan ikan hias.

Ia kemudian memilih melanjutkan pendidikan S1 Jurusan Syariah Islam Universitas Islam Malang, Jawa Timur.

"Kakek, bapak, dan saya menjadi nelayan ikan hias secara turun-temurun. Dulu keluarga kami menangkap ikan hias dengan menggunakan bom ikan dan potas selama bertahun-tahun dan akhirnya terumbu karang di sekitar perairan Bangsring rusak berat sehingga kami kesulitan untuk mencari ikan hias," kata lelaki kelahiran 6 April 1984 tersebut.

Karena prihatin atas kejadian tersebut, Ikhwan yang baru saja menyelesaikan S1-nya mengajak nelayan sekitar untuk tidak menangkap ikan dengan bom dan potas.

Ajakan tersebut ditolak oleh sebagian besar nelayan Bangsring. Mereka menganggap, tanpa menggunakan bom, tangkapan ikan mereka akan sedikit.

Ikhwan kemudian membentuk komunitas nelayan Samudra Bakti dan merintis penanaman terumbu karang secara swadaya.

Komunitas ini perlahan-lahan memberikan edukasi tentang pentingnya terumbu karang sebagai tempat tinggal ikan. Mereka juga melakukan tranpslantasi terumbu karang dengan menggunakan pipa paralon dan senar.

"Dananya dari iuran nelayan. Alhamdulillah, setelah hampir 9 tahun, terumbu karang di sini bagus kembali dan ikan semakin banyak dan menjadi tempat wisata terutama buat mereka yang suka snorkling atau diving," kata dia.

Bukan hanya itu, Ikhwan juga menginisiasi zona konservasi seluas lima hektar di wilayah perairan Bangsring.

Ini dilakukan agar ikan bisa berkembang biak dengan baik dan di wilayah konservasi tersebut dilarang menangkap ikan baik dijaring ataupun di pancing.

"Zona konservasi inilah yang sekarang dikenal dengan wisata Bangsring Under Water atau lebih dikenal dengan wisata Bunder," kata Pemuda Pelopor Nasional tahun 2013 tersebut.

Selain itu, Bangsring Under Water juga sudah menjadi wisata edukasi tentang kelautan. Ikhwan beserta rekan-rekan nelayan berkunjung ke sekolah-sekolah secara berkala untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang bagi keberlangsunggan ekosistem di laut.

"Ada juga rombongan yang datang ke sini dan selalu kamu selipkan edukasi tersebut. Mereka kita ajarkan bagaimana tranplantasi terumbu karang," ujarnya.

Saat ini Bangsring Under Water sudah menyedot perhatian ribuan wisatawan dan secara ekonomi nelayan di Bangsring sudah membaik.

Ikhwan tetap memilih menjadi guru di tingkat SD di lingkunganya. Menurut dia, ilmu agama yang dipelajarinya di bangku kuliah bukan hanya menjadi teori, tetapi juga harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Latar belakang pendidikan saya enggak ada kelautan sama sekali. Tapi agama mengajarkan kita untuk mencintai lingkungan dan berdakwah tidak harus di tempat ibadah. Ada sinergi antara agama dan lingkungan," kata lulusan Pasca Sarjana Institute Agama Islam Ibrahimy Situbondo tersebut.

Ikwan memiliki impian untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak nelayan agar bisa melanjutkan pendidikan yang tinggi.

Ia yakin bahwa pendidikan merupakan salah satu jalan untuk menyelesaikan masalah sosial, seperti kemiskinan dan ketidaktahuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com