Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nenek Sumarni Lari Gendong Cucu Saat Longsor Terjang Rumahnya

Kompas.com - 18/11/2016, 11:53 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Hujan deras cukup lama yang menerjang Kota Semarang pada Selasa (15/11/2016), menyebabkan longsor di lima titik. Peristiwa itu tidak menelan korban jiwa, tetapi sejumlah rumah rusak tertimpa longsoran.

Kelima titik longsor di Kota Semarang berada di Lempongsari dua kejadian, sedangkan tiga kejadian lain tercatat di Deliksari, Tegalsari, dan Randusari.

Longsor di Lempongsari, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang terjadi di RT 02 RW 03 dan RT 03 RW 03. Longsor di RT 02 menyebabkan rumah Suratman rusak di bagian belakang lantaran tertimpa talut dan sebuah batu besar.

Suratman menceritakan, longsor terjadi sekitar pukul 13.30. Kala itu, ia beserta istri sedang berada di dalam kamar yang jaraknya hanya lima meter dari lokasi batu besar.

"Waktu itu hujan deras. Saya sama istri sedang di kamar. Tiba-tiba ada bunyi keras dari belakang rumah. Saya sama istri lari, bahkan sempat tersandung," ujarnya, Rabu (16/11/2016).

Pantauan Tribun Jateng, batu besar dengan diameter sekitar 2 meter menimpa rumah Suratman. Batu itu menerjang tembok rumah dan menghancurkan perabot rumah tangga di rumah itu. Istri Suratman, Sumarni (64), mengira suara gemuruh itu adalah suara petir.

"Saya kira gluduk (petir). Gluduk kok kayak gitu ya mbah (Suratman)," tukasnya.

Dengan kondisi setengah sadar, dia menambahkan, tembok rumahnya saat kejadian seperti ditraktor hingga jebol. Saat keluar kamar, ia pun tiba-tiba melihat ada batu besar.

"Saya langsung menggendong cucu yang berumur 18 bulan, dan menggandeng suami saya, malah saya sempat terjatuh. Tembok ambruk dan menutup ruangan," tuturnya.

Sebelum kejadian, Sumarni sebenarnya berencana akan mencuci baju di kamar mandi, kemudian memasak di dapur yang terletak di belakang rumah. Akibat kejadian itu, niatnya pun dibatalkan.

"Saya berniat nyuci pukul 14.00. Terus ada suara petir. Saya lihat genteng dan tembok dapur sudah roboh seperti ditraktor," ujarnya.

Menggantung

Sumarni menuturkan, batu besar yang menimpa rumahnya itu sebelumnya memang sudah terlihat menggantung, tetapi tersangga oleh pohon besar. Pohon tumbang terlebih dahulu sejak satu tahun yang lalu.

"Saya awalnya juga tidak mengira (bakal ambrol-Red). Batu terlihat bergelantungan. Air keluar dari batu. Pondasi rumah juga bahaya. Air keluar di batu sudah lama," ujarnya.

Akibat terjangan batu besar itu, Suratman dan keluarganya kini harus tidur di teras rumah dengan beralaskan kardus bekas.

Adapun, longsor di RT 03 menyebabkan rumah Kristanto tertimpa talud. Pantauan Tribun Jateng, longsor talut setinggi 8 meter itu menyebabkan separuh jalan di rumah Sarto Rahmat (50) tergerus.

Sarto menceritakan, longsor terjadi pada pukul 13.00 setelah turun hujan.

"Setelah hujan langsung retak sedikit-sedikit dan ambrol," paparnya.

Menurut dia, longsor terjadi karena terdapat retakan di jalan depan rumahnya. Ia mengaku sudah berulang kali menambal retakan itu.

"Retak sudah lama dan sering ditambal. Baru tiga hari lalu saya tambal," terangnya.

Istri Kristanto, Dian menyatakan, saat kejadian ia dan suami tidak berada di rumah. Ia bersyukur selamat dari longsor tersebut.

"Sebenarnya khawatir tinggal di sini, tapi mau bagaimana lagi, sudah sejak kecil di sini," tandasnya.

Mendengar hal itu, kemarin pagi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meninjau dua lokasi longsor di Lempongsari.

Lokasi jalan yang terjal dan sempit memaksa Hendi, sapaannya, menggunakan motor untuk mencapai lokasi.

Wali Kota terlebih dahulu mendatangi rumah Suratman, kemudian dilanjutkan ke rumah Kristanto. Usai meninjau dua lokasi longsor tersebut, Hendi pun memberikan tali asih kepada korban.

Ia meminta Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Iwan Budi Setiawan, berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk gotong royong melakukan pembersihan dan perbaikan rumah korban.

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com, Jumat (18/11/2016), dengan judul: Kisah Nenek 64 Tahun di Semarang Lari Gendong Cucu Saat Longsor Terjang Rumahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com