Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Sukabumi dan Perhutani Saling Tuding soal Penyebab Banjir Cidolog

Kompas.com - 15/11/2016, 14:22 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di wilayah Kecamatan Cidolog, Rabu (9/11/2016).

Selain curah hujan tinggi, menurut dia, pepohonan di daerah tangkapan air di daerah hulu sungai, di antaranya di kawasan hutan Perum Pehutani, dalam kondisi rusak.

''Ini yang perlu menjadi catatan kita. Terutama daerah seputaran ini (hulu sungai) hampir semua di hutan Perum Perhutani, yang rata-rata persentasinya gundul,'' ungkap Marwan di Gedung Pendopo, Senin (14/11/2016)

Dampak dari tanah gundul di daerah hulu itu, lanjut dia, mengakibatkan terjadinya pendangkalan sungai akibat erosi tanah. Ditambah lagi kebiasaan warga yang membuang sampah ke sungai sehingga menambah hambatan alur air.

''Saat hujan deras mengguyur sungai tidak bisa lagi menampung air, sehingga meluap dan merendam daerah-daerah sekitarnya. Walaupun setelah empat jam kembali surut,'' ujar dia.

(Baca juga: Rumah Terdampak Banjir Bandang di Sukabumi Jadi 1.027 Unit)

Ke depannya, lanjut Marwan, Pemkab Sukabumi telah mengirim surat terkait upaya penanganan dan penanggulangan bencana banjir kepada Perum Perhutani.

''Harapan kami agar Perum Perhutani dapat mengembalikan fungsi lahannya yang bisa menahan resapan air. Kalau ditanam pohon pinus tidak berharap banyaklah,'' imbuh mantan Wakil Bupati Sukabumi Periode 2005-2010 itu.

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Administratur Perum Perhutani Wilayah Sukabumi Timur, Edih Jayawiguna, menyatakan wilayah hutannya yang diduga menjadi penyebab bencana banjir bandang di Kecamatan Cidolog itu masih utuh dan tidak ada kegiatan penebangan.

''Kalau Cipamingkis dan Mekarjaya memang hulu sungainya di Ciirateun wilayah Sagaranten, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bentang Barat. Dari lokasi hulu sungai hingga lokasi bencana itu sekitar 9 kilometer,'' kata Edih, Selasa (15/11/2016).

Sementara itu, lanjut dia, untuk Sungai Cidolog sendiri, hulu sungainya tidak terletak di dalam kawasan hutan Perum Perhutani melainkan di lahan masyarakat, tepatnya sekitar 4 kilometer dari pinggiran hutan di RPH Cimahpar, Jampangkulon.

''Jadi pada intinya, di daerah hulu sungai tidak ada kegiatan. Mungkin di daerah Kecamatan Cidolog itu pengelolaan lahannya sangat intens oleh masyarakat,'' ujarnya.

''Oya pohon pinus kata siapa tidak menampung air, itu ada literaturnya. Semua tanaman itu menyimpan dan dapat menahan air,'' pungkas dia.

Anggota Komisi 8 DPR, Desy Ratnasari berjanji permasalahan dugaan penyebab bencana banjir bandang di daerah hulu yang terletak di kawasan hutan Perum Perhutani akan disampaikan ke Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) di DPR.

''Kalau menurut saya, ini tugas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan adanya di komisi 4. Nanti akan saya sampaikan ke rekan-rekan dari fraksi PAN yang bertugas di komisi 4,'' ucap Desy saat di Sukabumi, Senin (14/11/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com