Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga TKW Korban Perdagangan Manusia Dievakuasi dari Pub di Malaysia

Kompas.com - 13/11/2016, 13:47 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara ketiga korban mengaku dirayu agen serta sindikatnya untuk bekerja sebagai penyanyi dangdut di Malaysia. Korban pun mengaku diiming-imingi dengan gaji yang besar.

Salah satu korban, TW menyebutkan, ia diiming-imingi gaji Rp.3 juta per bulan selama lima bulan sebagai penyanyi dangdut di negeri jiran. Biaya hidup selama di Malaysia pun dijanjikan ditanggung oleh sang majikan, sehingga TW kemudian tergiur dan meninggalkan keluarganya di Bandung. Setibanya di tempat bekerja, apa yang dijanjikan tidak sesuai dan jauh berbeda dengan yang harus mereka kerjakan.

“Makan kami tanggung sendiri, dan kami juga disuruh pakai pakaian minim dan seksi saat melayani tamu,” ujar TW.

Padahal, ungkap TW, perjanjian awal sebelum berangkat, dijanjikan bekerja dengan pakai pakaian lengkap.

“Kami juga baru mengetahui jika ingin mendapat uang yang lebih, kami juga harus melayani tamu dengan sistem BO itu,” kata TW.

Korban lainnya, SS menceritakan, mereka bertiga awalnya tidak saling mengenal saat berangkat dari Bandung menuju Pontianak pada bulan September 2016 yang lalu. Saat berangkat, mereka tidak memiliki paspor sama sekali dan hanya memiliki KTP sebagai penunjuk identitas.

Seminggu di Pontianak, ketiga korban kemudian dibawa ke Singkawang untuk dibuatkan Paspor oleh agen di Kantor Imigrasi Singkawang. Setelah paspor jadi dalam waktu singkat hanya bermodalkan KTP, mereka bertiga kemudian diberangkatkan ke Miri melalui jalur darat melewati Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong.

“Kami ditemukan dengan majikan Yoko, dan diinapkan di kamar kos yang ada di lantai atas pub tersebut,” ujar SS.

Dari penuturan SS, ia dan rekan lainnya diwajibkan harus melayani tamu menyanyi sambil minum alkohol dan dipaksa bisa BO dengan bayaran sebesar RM 300 (setara Rp 1,1 juta) untuk sekali booking. Ia dan rekannya pun berusaha dan selalu menolak ajakan BO dari para tamu.

“Kami merasa tidak nyaman dengan pekerjaan ini, makanya kami minta dipulangkan,” kata SS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com