Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Miskin Ini Dibiarkan Wajahnya Penuh Gumpalan Selama 6 Tahun

Kompas.com - 11/11/2016, 08:44 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

CIAMIS, KOMPAS.com - Oktaviani, bocah perempuan berumur enam tahun asal Kampung Gunungdamar, Desa Sindangasih, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, diketahui selama ini tak memiliki kesempurnaan fisik di wajahnya sejak lahir.

Selain itu, ia sejak lahir tak memiliki tempurung kepala belakang secara normal seperti anak-anak lainnya. 

Bocah ini pun sehari-hari hanya bisa duduk di pelukan ibunya, Tati Nurhayati (40), tanpa bisa melihat dan beraktivitas normal.

Menurut Tati, anak bungsunya dari empat bersaudara tersebut selama ini hanya bisa mendengar dan belum bisa berjalan seperti anak seusia lainnya.

"Anak saya sudah cacat sejak lahir seperti ini. Bahkan waktu lahiran anak saya sudah divonis oleh dokter hanya bisa bertahan selama satu minggu saja. Tapi alhamdulilah sampai sekarang anak saya bisa tumbuh besar," jelas Tati kepada Kompas.com, Jumat (28/10/2016).

Kondisi wajah Oktaviani selama ini sangat mengkhawatirkan dan perlu penanganan medis. Wajahnya hanya terlihat seperti gumpalan dan tak bisa melihat karena kedua matanya tertutup.

Tempurung otaknya tak sempurna membuat fungsi otak menjadi tak normal. Untuk makan dan minum, dia memakai sedotan.

"Saya hanya bisa pasrah dan berharap anak saya bisa sembuh dan normal kembali seperti yang lain," kata dia. 

Selama ini, Tati dan suaminya, Suryana (32), yang hanya bekerja sebagai buruh pabrik kayu belum pernah membawa anaknya berobat ke dokter karena keterbatasan biaya. Mereka hanya bisa mengobati anaknya dengan cara tradisional.

Tati dan suaminya masih tinggal di rumah orangtua Tati yang semi-permanen berdinding bambu. Rumah tersebut berada di perkampungan terpencil dan berjarak puluhan kilometer dari pusat kota Ciamis.

"Belum pernah ke dokter tak punya biaya," kata dia.

Dibantu 2 bupati

Kondisi Oktaviani ini terdengar oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Dedi bekerja sama dengan Bupati Ciamis Iing Syan Arifin mencoba mendatangi dan mereka membantu pengobatan sang bocah malang tersebut.

Kedua kepala daerah itu langsung mendatangi rumah Oktaviani untuk mengecek secara langsung.

Oktaviani kemudian dibawa langsung ke RSHS Bandung untuk diperiksa terlebih dahulu. Dedi pun menjamin seluruh biaya pengobatan bocah dan keluarga tersebut.

"Kita bersama nanti akan bantu operasi wajah dan mencari tim ahli dokter yang bisa menangani kasus seperti ini. Bahkan sampai mencari tim ahli ke luar negeri kita cari, bukan hanya ke singapura," kata Dedi.

Dedi pun memuji kesabaran seorang ibu yang berjuang membesarkan anaknya dengan kondisi seperti ini. Dirinya pun bisa membayangkan pengorbanan seorang ibu yang tentunya mengharapkan anaknya tumbuh besar dan sehat.

"Saya sangat memuji kesabaran sang ibu yang berjuang dan berusaha membesarkan anaknya ini. Inilah kekuatan ibu dengan segala kasih sayangnya," ungkapnya.

Saat ini, Oktaviani sudah berada di RSHS Bandung dan ditangani dokter khusus. Dedi pun berharap masyarakat lainnya bisa ikut membantu dan sedikitnya meringankan penderitaan bocah tersebut.

"Sekarang sedang diperiksa dulu di RSHS. Nanti hasilnya akan bagaiaman tindakan selanjutnya," ungkap dia.

Sementara itu, Bupati Ciamis Iing akan berupaya membantu kesembuhan anak ini sampai mendapatkan pengobatan yang maksimal. Ia bersama Dedi Mulyadi akan berjuang supaya anak ini bisa dioperasi wajah.

"Pertama kali yang akan dilakukan berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan dan langkah ke depannya," kata Iing.

Iing pun telah mendapatkan kabar derita warganya ini dari pemerintah desa dan tokoh masyarakat dari kampung tersebut. Dirinya pun mengapresiasi bantuan dari Dedi Mulyadi untuk warganya yang sangat membutuhkan.

"Tadi Kang Dedi secara langsung juga memberikan bantuan uang untuk kebutuhan hidupnya yang bisa cukup selama satu tahun," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com