"Yang saya sayangkan kenapa saat disekolah anak saya kesakitan tidak ada yang menemani atau dibawa ke UKS. Kasihan anak saya kesakitan seperti itu," kata dia.
Alan meminta pertanggungjawaban sekolah atas apa yang dialami oleh putranya. Ia mengatakan, akibat kejadian itu, anaknya tidak mau berangkat ke sekolah.
Secara terpisah, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al Kautsar Sholikah Mukminah tidak memberikan banyak komentar terkait kejadian itu. Ia mengatakan bahwa polisi telah mendatangi sekolah. Ia siap bekerja sama dengan kepolisian untuk penangangan kasus tersebut.
Sementara itu, seorang guru Madrasah Ibtidaiyah Al Kautsar bernama Mustofa mengatakan tidak mengetahui secara pasti tentang adanya kejadian tersebut. Yang ia tahu, korban dan siswa lainnya bermain dengan sepengetahuan petugas piket.
"Setahu kami, guru-guru, anak-anak bermain memang. Di sekolah itu tahapnya bermain dan selalu diawasi oleh petugas piket," kata dia.
Ia menyebutkan, setelah kejadian itu, pihak sekolah sudah memanggil wali korban. Namun, waktu itu orangtua korban tidak datang.
"Sekolah kemarin juga sudah menangung biaya operasi (JAT). Biayanya semula Rp 13 jutaan, tapi jadinya sekitar Rp 10 juta," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.