Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tembak Pencuri Baterai Menara BTS Indosat di Pontianak

Kompas.com - 24/10/2016, 19:16 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Tim Jatanras Polresta Pontianak mengamankan dua pelaku pencurian baterai yang digunakan sebagai sumber energi pada menara Base Tranceiver Station (BTS) milik PT Indosat, Minggu (23/10/2016) sekitar pukul 01.00 WIB.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pontianak, Kompol Andi Yul memaparkan, penangkapan kedua pelaku yang masing-masing bernama Suwandi (46) dan Hermansyah (29) berawal dari laporan pihak PT Indosat yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan serangkaian penyelidikan.

"Dalam aksinya, pelaku mengambil 8 unit baterai yang digunakan tower BTS sebagai pengganti sumber energi kalau mati lampu (listrik padam)," ujar Andi Yul, Senin (24/10/2016).

Andi Yul menambahkan, aksi yang dilakukan kedua pelaku bersama komplotan lain yang masih buron dilakukan di banyak lokasi.

Terhitung, dalam tiga bulan terakhir mereka beraksi di tujuh lokasi yang berbeda. Namun, pelapor baru mengetahui bahwa baterai yang hilang tersebut pada tanggal 13 Oktober 2016 lalu.

Kedua pelaku ditangkap personel Jatanras yang sedang melaksanakan patroli. Tingka laku keduanya mencurigakan.

"Kemudian dilakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap keduanya, dan berhasil menemukan 8 (delapan) buah baterai tower BTS yang diduga merupakan hasil kejahatan, yang akan dibawanya ke tempat penampungan besi tua," ujarnya.

Dari hasil penggeledahan, jelas Andi, polisi juga menemukan alat untuk melakukan kejahatan yang tersimpan di salah satu jaket pelaku.

Kedua pelaku sempat melawan saat digeledah, sehingga mereka terpaksa ditembak.

Sementara itu, salah satu pelaku, Suwandi mengatakan, rencananya baterai hasil curian tersebut akan dijual seharga Rp 350.000 per unit.

"Ada yang sudah pesan tapi belum dibayar dan belum sempat dijual," ujar Suwandi saat di Mapolresta.

30 kali kecurian

Senior Tower Operasional PT Indosat, Dian Kelana mengatakan, sejak tiga bulan lalu tepatnya seusai hari raya Idul Fitri, pihaknya sudah tujuh kali kehilangan baterai. Dari satu lokasi menara, kerugian materi bisa mencapai Rp 80 juta.

"Itu baru kerugian dari baterai yang hilang, belum dihitung kerugian karena kehilangan pelanggan akibat pelayanan yang terganggu karena BTS tidak berfungsi secara optimal," ujar Dian.

Baterai tersebut memiliki daya tahan sampai sepuluh jam apabila listrik padam.

Dian menambahkan, biasanya apabila baterai BTS dicuri atau hilang, secara otomatis menara tidak bisa berfungsi. Namum, pihaknya mengakui bahwa aksi pelaku terbilang profesional karena bisa mencuri tanpa menyebabkan gangguan dan tidak ketahuan apabila listrik tidak padam.

"Awal pencurian tower ini dimulai dari tembaga atau kabel grounding system. Tapi sejak 2013 mulai banyak kecurian baterai. Hal itu terjadi secara menyeluruh mulai dari Pontianak, Ketapang, Ngabang, Singkawang dan sejumlah tempat lainnya," katanya.

Menara itu juga dilengkapi dengan sistem alarm yang bisa mengirimkan pesan singkat secara otomatis apabila ada orang yang masuk atau beraktivitas secara ilegal di dalam areal menara. Sistem alarm tersebut juga bekerja apabila menara kehilangan daya atau tidak berfungsi.

"Alarm tetap ada di lokasi. Ketika ada orang masuk lokasi, otomatis mengirim pemberitahuannya. Nah, hebatnya sekarang, mereka mencuri baterainya itu diambil, tapi BTS tetap hidup," ujarnya.

Dalam tiga tahun terakhir, setidaknya pihak PT Indosat sudah mengalami 30 kali kecurian baterai. Tak hanya Indosat, kata Dian, operator lain seperti XL, Telkomsel, dan operator lainnya juga mengalami hal yang sama.

"Kalau di total tiga tahun terakhir ini sudah lebih dari seratus kejadian kehilangan baterai," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com