Ide angkot pustaka itu pun tak lantas mendongkrak penghasilannya. Pian mengaku, setiap hari ia hanya mengantongi untung sebesar Rp 100.000.
"Pendapatan gak naik biasa saja, tapi niatnya memang hanya memberi fasilitas buat yang senang baca saja," tuturnya.
Bermimpi bangun perpustakaan
Membuat perpusatakaan dalam angkot menjadi pelipur hasrat keluarga Pian untuk memiliki perpustakaan gratis di tengah krisis literasi baca di masyarakat.
"Istri saya itu operator perpustakaan di SD Cisalak. Jadi dia banyak koleksi buku. Istri saya dari dulu pengen banget punya perpustakaan. Bisa dibangun di samping rumah dan digratiskan untuk anak-anak," tutur Pian.
Namun, keinginan itu sulit terwujud dengan kondisi ekonomi keduanya yang terbatas.
Dengan penghasilan yang pas-pasan, Pian merasa cita-cita istrinya itu sulit terwujud.
Selain untuk menafkahi keluarganya, Pian pun harus membayar cicilan mobil angkot yang mencapai Rp 3 juta selama dua tahun ke depan.
"Penghasilan saya paling Rp 100.000 per hari, istri saya gajinya Rp 800.000 sebulan. Susah sih, tapi saya akan kerja keras untuk mewujudkan cita-citanya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.