PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Dodi Wahyudi, pria yang tinggal di Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Pasuruan, mendadak pergi dari rumahnya setelah disebut Dimas Kanjeng Taat Pribadi saat pertemuan dengan anggota Komisi III DPR RI Adies Kadir di Polda Jatim, Sabtu (1/10/2016) siang.
Saat itu, Dimas Kanjeng, pemilik dan guru besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, mengatakan sudah memberikan uang setoran dari pengikutnya ke Dodi.
Dodi disebut membawa uang Dimas Kanjeng sekitar Rp 1 triliun. Dia juga disebut sebagai sultan dan orang kepercayaan Dimas Kanjeng.
Seperti dilansir Surya, rumah Dodi saat ini kondisinya sudah sepi. Tidak ada aktivitas apa pun di rumahnya. Bahkan, rumah berlantai tiga itu hanya terlihat dijaga beberapa orang.
Semua penjaga di rumah ini enggan memberikan keterangan apa pun terkait keberadaan Dodi atau keluarganya.
Menurut tetangganya, selama ini Dodi dikenal sebagai orang yang baik. DIa juga dikenal sebagai seorang dermawan. Hampir setiap bulan Dodi membagikan uang ke fakir miskin yang ada di sekitarnya.
"Orangnya memang sangat baik dengan tetangga, dermawan, dan suka menolong. Hanya saja, ia dan keluarganya sangat tertutup sekali, jarang komunikasi dengan tetangga," kata Joko, salah satu tetangganya.
Ia mengatakan, Dodi jarang mengobrol dengan tetangganya. Bahkan, kata Joko, rumahnya ini tertutup dan setiap hari dijaga oleh 10-15 orang dengan postur tubuh yang cukup besar.
"Hanya orang-orang tertentu yang bisa bertamu ke rumahnya. Terlepas dari itu, dia orang dermawan di kampung ini," terangnya.
Menurut dia, Dodi merupakan pendatang di kampung ini. Setelah menikah dengan perempuan asal kampung ini, Dodi akhirnya tinggal di sini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.