Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayat Wanita Hamil Korban Pembunuhan Melahirkan Bayi Perempuan

Kompas.com - 22/09/2016, 19:43 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

"Saat proses identifikasi dari kepolisian, tahu-tahunya nongol kepala bayi itu sampai sebatas leher, seperti bayi lahir pada umumnya. Kemudian kita keluarkan bayi itu," jelasnya.

Tak lama setelah lahir, satu jam kemudian bagian plasenta pun keluar dengan sendirinya, disusul dengan mengeluarkan rahim korban.

"Jika dia masih hidup, bayi itu sudah cukup bulan, organnya juga sudah lengkap," katanya.

Proses keluarnya bayi itu, menurut Ginting, dipicu karena adanya tekanan gas akibat proses pembusukan bakteri di dalam perut. Gas tersebut secara otomatis mencari celah jalan keluar, dan memberikan tekanan kepada jasad bayi itu, sehingga bayi itu keluar dengan sendirinya.

"Proses pembusukan di dalam itu menghasilkan gas, yang mencari ruang melalui jalan lahir, sehingga mendorong bayinya keluar disusul keluarnya rahim dari dalam," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan pengakuan dari tersangka, Fernando alias Ando, motif pembunuhan dipicu gara-gara korban berteriak-teriak kesakitan karena akan melahirkan bayi yang ada di dalam kandungannya.

Baca juga: Wanita Hamil Dibunuh Pacarnya karena Berteriak Kesakitan Akan Melahirkan

Motif pembunuhan tersebut terungkap dalam rekonstruksi yang dilakukan di rumah kontrakan pelaku Fernando alias Ando di Jalan Parit Haji Muksin II, Komplek Mega Mas Blok DII, Kabupaten Kubu Raya, Kamis (22/9/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com