Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Meninggal Akibat Makan Permen Beracun, Kuburan Siswi SMA Ini Dibongkar untuk Otopsi

Kompas.com - 30/08/2016, 17:11 WIB
Syarifudin

Penulis

Ia mengatakan, korban meninggal pada Jumat (26/8/2016) sekitar pukul 03.00 dini hari, pekan lalu. Namun hingga saat ini, kepolisian setempat belum mengetahui secara pasti penyebab kematian korban meski diduga akibat diracun berdasarkan laporan dari keluarga korban.

“Berdasarkan laporan dari keluarganya, korban meninggal usai mengonsumsi permen manisan yang diduga mengandung racun. Tapi laporan itu bukan jadi pegangan. Sebab, untuk memastikan penyebab kematian korban akan diketahui setelah ada hasil otopsi dari ahli tim Forensik,” tegasnya.

Delapan siswi diperiksa

Polisi terus menyelidiki motif atas meninggalnya seorang pelajar tersebut. Setidaknya, ada 8 siswi yang merupakan teman sekolah korban telah dipanggil oleh penyidik untuk dimintai keterangan dalam kasus tersebut.

“Untuk teman sekolahnya ada 8 orang yang dimintai keterangan, termasuk dari pihak sekolah setempat juga sudah dimintai keterangan,” ungkap Ericson.

Sementara itu, nenek korban, Mariam mengungkapkan, sebelumnya korban dalam kondisi sehat dan tidak ada tanda-tanda sakit. Namun sepulang dari sekolah pada Kamis siang pekan lalu, korban tiba-tiba pusing, mual dan kejang-kejang.

Sebelum meninggal, Lilis mengaku kepada neneknya bahwa ia baru saja mengonsumsi permen yang disuguhkan oleh teman sekolahnya. Tak lama kemudian, korban langsung muntah-muntah di rumah.

“Saat itu, ia mengaku baru saja makan permen yang dikasih oleh teman sekolahnya. Setelah itu, dia muntah-muntah dan tidak kuat lagi,” tutur Mariam seusai otopsi jenazah.

Akhirnya korban langsung dibawa ke Puskemas Woha untuk mendapatkan pertolongan medis. Sayangnya, pada pukul 03.00 Wita, Jumat dini hari, korban menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan saat hendak dirujuk ke RSUD Bima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com