Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Meninggal Akibat Makan Permen Beracun, Kuburan Siswi SMA Ini Dibongkar untuk Otopsi

Kompas.com - 30/08/2016, 17:11 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Penyidik Polres Bima, Nusa Tenggara Barat, melakukan otopsi terhadap jasad Lilis Suryani (15), warga Desa Baralau, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Selasa (30/8/2016).

Otopsi ini dilakukan untuk kepentingan penyidikan terhadap korban yang tewas seusai mengonsumsi permen manisan yang diduga mengandung racun.

Untuk menyelidiki penyebab kematian korban, kuburan siswi kelas I SMA Negeri I Belo itu dibongkar untuk kepentingan otopsi.

Pembokaran kuburan gadis belia ini dimulai sekitar pukul 10.30 Wita. Proses otopsi awalnya didahului dengan doa yang dilakukan imam kampung setempat. Hadir pula aparat desa setempat, penyidik Polres Bima dan saksi dari pihak keluarga korban.

Selanjutnya, kuburan korban yang baru dimakamkan selama 5 hari di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Baralau, Kecamatan Monta, tersebut digali oleh 6 orang pekerja dari warga setempat.

Pembongkaran kuburan pelajar yang diduga meninggal secara tak wajar itu dilakukan secara tertutup.

Di sekitar lokasi, polisi mendirikan tenda berukuran 6x3 meter dan ditutup terpal. Area pemakaman juga dipasang garis polisi dengan radius 8 hingga 10 meter dari lokasi pembongkaran. Sekitar pukul 11.30 Wita, jasad korban diangkat dari liang lahat.

Selanjutnya jasad diotopsi menyeluruh oleh Tim Forensik dari Polda Bali serta dibantu tim Inafis dari Polres Bima.

Dalam proses otopsi ini, seluruh wartawan serta sejumlah pihak yang tidak berkepentingan dilarang mengambil gambar atau melihat proses pembedahan tubuh korban. Bau busuk menyengat langsung tercium di sekitar pemakaman umum setempat.

Ratusan warga yang sejak pagi berada di sekitar lokasi, sebagian memilih menyingkir lantaran tidak tahan mencium bau jenazah tersebut.

Proses otopsi berjalan lancar hingga selesai sekitar pukul 01.30 Wita. Selanjutnya, jenazah korban kembali disemayamkan di tempat asalnya.

Kasat Reskrim Polres Bima, AKP Ericson SIK mengatakan, otopsi jenazah korban dilakukan atas permintaan orangtua korban yang menduga anaknya meninggal akibat diracun.

"Tim forensik mengambil sejumlah organ vital dari jasad korban seperti hati, otak, jantung, dan isi lambung, untuk diteliti di laboratorium dan digunakan sebagai barang bukti," kata Ericson.

Ia menuturkan, hasil otopsi terhadap korban akan diketahui sekitar dua pekan mendatang.

“Otopsi ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban,” ujar Ericson.

Ia mengatakan, korban meninggal pada Jumat (26/8/2016) sekitar pukul 03.00 dini hari, pekan lalu. Namun hingga saat ini, kepolisian setempat belum mengetahui secara pasti penyebab kematian korban meski diduga akibat diracun berdasarkan laporan dari keluarga korban.

“Berdasarkan laporan dari keluarganya, korban meninggal usai mengonsumsi permen manisan yang diduga mengandung racun. Tapi laporan itu bukan jadi pegangan. Sebab, untuk memastikan penyebab kematian korban akan diketahui setelah ada hasil otopsi dari ahli tim Forensik,” tegasnya.

Delapan siswi diperiksa

Polisi terus menyelidiki motif atas meninggalnya seorang pelajar tersebut. Setidaknya, ada 8 siswi yang merupakan teman sekolah korban telah dipanggil oleh penyidik untuk dimintai keterangan dalam kasus tersebut.

“Untuk teman sekolahnya ada 8 orang yang dimintai keterangan, termasuk dari pihak sekolah setempat juga sudah dimintai keterangan,” ungkap Ericson.

Sementara itu, nenek korban, Mariam mengungkapkan, sebelumnya korban dalam kondisi sehat dan tidak ada tanda-tanda sakit. Namun sepulang dari sekolah pada Kamis siang pekan lalu, korban tiba-tiba pusing, mual dan kejang-kejang.

Sebelum meninggal, Lilis mengaku kepada neneknya bahwa ia baru saja mengonsumsi permen yang disuguhkan oleh teman sekolahnya. Tak lama kemudian, korban langsung muntah-muntah di rumah.

“Saat itu, ia mengaku baru saja makan permen yang dikasih oleh teman sekolahnya. Setelah itu, dia muntah-muntah dan tidak kuat lagi,” tutur Mariam seusai otopsi jenazah.

Akhirnya korban langsung dibawa ke Puskemas Woha untuk mendapatkan pertolongan medis. Sayangnya, pada pukul 03.00 Wita, Jumat dini hari, korban menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan saat hendak dirujuk ke RSUD Bima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com