Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Bantu Teman Biayai Skripsi, Mahasiswa Rintis Usaha Kopi

Kompas.com - 24/08/2016, 07:31 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Terbatas tak berarti mundur

Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma Tiga varian Cold brew Coffee "Elsicoffee" yang dijual oleh Pratama Adi Winata
Tekad meneruskan usaha ini tidak lain karena cita-cita Tama yang ingin memiliki usaha sendiri. Selain itu, pria kelahiran 4 Juni 1990 ini sejak kecil sudah suka kopi dan menyadari bahwa passion-nya terkait kopi.

Nama Elsico Caffee lanjutnya memiliki arti memanggil. Dahulu, ia dan teman-temannya dari Lahat menceritakan mimpinya masing-masing kelak ingin menjadi apa. Sekarang Tama telah memulai meraih mimpinya memiliki brand produk sendiri.

"Elsico itu seperti memanggil, ini saya sudah mulai meraih mimpi punya brand sendiri. Ayo kalian kapan memulai meraih mimpi-mimpi itu," ungkapnya.

Dalam meneruskan usahanya, Tama harus bersusah payah karena keterbatasan dana dan prasarana. Namun keterbatasan itu tidak membuatnya menyerah pada keadaan.

Tama terpaksa harus memodifikasi kamar kosnya di Gang Bromo Nomer 15 Mrican, Sleman. Selain sebagai tempat berteduh dan tidur, kamar kosnya juga dijadikan tempat meracik produk karena belum mampu menyewa kios.

"Jadi lemari kos saya potong lalu jadi meja untuk meracik kopi. Jadi tempat untuk tidur dan mengolah produk," kata Tama.

Tak hanya itu, karena tidak adanya uang, dia pun terpaksa harus pinjam kulkas temannya untuk mendinginkan dan menyimpan produk.

Setelah siap dipasarkan, Tama lantas berkeliling dengan mengayuh sepedanya ke beberapa toko.

"Kadang pinjam motor teman kos. Kalau enggak ya naik sepeda keliling bawa coolbox," ujarnya.

Ada tiga varian produk cold brew coffee yang dijualnya, yakni Original tanpa gula, Lemonade Caffeine dan Sweet Latte. Tiga varian itu dikemas dalam botol kaca berukuran 100 milimeter. Harga dipatok mulai dari Rp 7.000-Rp 8.000.

"100 persen kopi murni dicampur air, tidak pakai gula dan pengawet. Di kulkas kuat dua minggu, tetapi satu minggu tidak laku, langsung saya tarik," tegasnya.

Meski belum besar, namun saat ini dia telah mampu membeli kulkas dari uang pinjaman sehingga lebih memudahkannya dalam membuat produknya.

Tama menuturkan, sampai saat ini memang sudah banyak permintaan. Namun karena keterbatasan tenaga dan alat, dia hanya memproduksinya terbatas.

"Saya jual titip di toko-toko dan di media sosial, lewat Facebook dan Instagram," ucapnya.

Per minggu, lanjutnya, dia mampu menjual 30-40 botol. Ke depan, dia berencana ingin menambah varian produknya dan perlahan-lahan memperlebar penjualan dengan mengajukan proposal kebebrapa lokasi untuk titip jual.

"Kalau ada uang saya ingin beli motor sendiri dan sewa kios untuk jualan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com