Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggia Anggraini, Pejuang Kemerdekaan Pendidikan bagi Anak Pemulung

Kompas.com - 16/08/2016, 05:31 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

 

Berawal dari kegagalan itu, ia mulai bangkit dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura. Kebangkitan itulah yang kemudian menjadi motivasi untuk membantu anak-anak pemulung bahwa usia bukanlah kendala untuk kita kembali ke bangku sekolah dan mengejar cita-cita.

“Saya katakan kepada adik-adik bahwa cita-cita itu adalah milik seluruh anak di Indonesia,” katanya.

Berbekal uang jajan yang diberi orangtuanya, Anggi kemudian mengajak kembali anak-anak ini untuk bersekolah. Ia memberikan semacam beasiswa dari kantung prbadinya untuk anak-anak ini melanjutkan sekolah yang digunakan untuk membeli seragam, buku, maupun peralatan sekolah lainnya hingga biaya masuk sekolah.

Anggi kemudian menghubungi setiap sekolah tempat anak-anak ini putus sekolah. Anak-anak ini pun kemudian akhirnya bisa kembali bersekolah sesuai dengan kelas mereka masing-masing yang ditinggalkan sebelum putus sekolah.

Kepada pihak sekolah, ia berjanji jika anak-anak in tidak akan keluar dari peringkat 10 besar di kelas. Anggi pun saat itu berani menjamin bahwa anak didik yang dikembalikan ke sekolah itu bisa mendapatkan peringkat. Jika jaminan itu meleset, maka mereka akan diturunkan tingkat dari kelas satu.

“Dan kebanggan saya ketika menerima raport mereka, 80 siswa yang saya didik semuanya masuk peringkat 10 besar, 78 siswa di sekolah dasar dan 2 siswa SMP,” ungkap Anggi dengan nada bersemangat.

Dukungan keluarga

Berasal dari keluarga yang mapan dan berada, memungkinkan Anggi untuk mendapatkan sesuatu hal yang lebih daripada yang dilakukannya saat ini, terlebih di usianya yang masih sangat muda seperti sekarang.

Namun, hal itu tidak dilakukannya. Ia lebih memilih mengajar bersama anak-anak pemulung ketimbang yang lainnya.

“Alhamdullilah dukungan dari keluarga, terutama ibu bapak dan adik, keluarga besar, teman, sahabat, sangat membantu dan mendukung apa yang saya lakukan,” katanya.

Dukungan keluarga pun tak hanya sebatas moral dan semangat, tetapi juga finansial untuk mendukung aktivitas di rumah belajar ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com