Di Yogyakarta, Aboe tinggal di belakang keraton, berjualan koran, dan menumpang tinggal di tempat orang. Di Yogyakarta selama tahun 1952-1963, Aboe belajar bahasa Jawa dan sekolah di SD Pamong hingga lulus.
Lulus SD Pamong, Aboe bertualang ke Surabaya, Jawa Timur. Di sana ia bekerja mulai dari pengantar surat, bekerja di stasiun, hingga tukang sapu balai kota. Tahun 1966, Aboe diangkat sebagai PNS dengan ijazah SD.
Ia pernah bertugas di dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi, yang membuatnya mulai mengenal gelandangan dan pengemis. Namun, oleh karena sifat Aboe yang pemberontak dan tidak mau diminta belajar Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), jabatannya diturunkan dan akhirnya Aboe memutuskan keluar sebagai PNS.
Ia pun melanjutkan petualangan ke Malang, kota asal sang istri. Di Malang, Aboe menjalani hidupnya sebagai tukang becak. Namun, karena nakal, Aboe berkali-kali mengalami musibah. Akhirnya Aboe sadar dan mulai membantu gelandangan, pengemis, dan orang di jalan hingga menjadi guru bimbel.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Juli 2016, di halaman 1 dengan judul "Pengabdian "Guru" Aboe Si Tukang Becak".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.