SEMARANG, KOMPAS.com - Pakar Hidrologi dari Universitas Diponegoro Semarang Nelwan menilai upaya pemerintah mengatasi persoalan banjir rob dengan memasang pompa, pembuatan tanggul sementara dinilai belum sepenuhnya efektif.
Menurut Nelwan, penanganan harus dilakukan secara berkala, hingga ujungnya penanganan masalah penurunan muka tanah, dan abrasi.
"Usaha itu memang baik, lumayan. Tapi perlu langkah lanjutan dengan penanganan, misalnya abrasi. Rekayasa teknologi bisa dilakukan sabuk pantai," kata Nelwan di Semarang, Rabu (29/6/2016).
(Baca juga: Strategi Ganjar Atasi Banjir Rob di Semarang )
Banjir rob sendiri hingga kini menggenangi jalan Pantura Kaligawe Semarang, serta pemukiman penduduk di sekitar kawasan tersebut. Usaha yang dilakukan pemerintah pun belum berhasil karena genangan masih ada.
Menurut Nelwan, penanganan rob secara teknologi juga perlu diperhatikan. Ia pun mengusulkan penanganan lanjutan melalui sabuk pantai.
"Itu rekomendasi dari Fakultas Teknik Undip. Teknologi bendung karet juga bisa digunakan, ditempatkan di muara sungai," tambah dia.
(Baca juga: Diusulkan, Bendung Karet untuk Atasi Rob di Semarang)
Terkait usulan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menganggap itu hanya salah satu solusi mengatasi rob.
"Untuk realisasinya masih nanti habis Lebaran. Ini tindakan darurat dulu," ujar Ganjar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah Prasetyo Budie Yuwono menyatakan, hingga saat ini jalanan yang masih tergenang rob hanya si depan terminal Terboyo dan Mapolsek Genuk.
Kawasan lain bisa diatasi menggunakan pompa dan tanggul sementara. Dua tempat ini masih terjadi genangan rob sekitar 85 persen.
"Kami sudah operasionalkan dua pompa besar untuk dialirkan ke Kali Babon, namun air kembali masuk jalan raya," timpal Prasetyo.