Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Ikan yang Diduga Pesut Ternyata "Porpoise"

Kompas.com - 24/04/2016, 19:19 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Paul, pemerhati teluk sekaligus salah satu anggota FPTB, mengungkap, akhir Maret 2016 lalu, tiga lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) tersesat di pembuangan permukiman warga di Perumahan Graha Indah. Satu lumba-lumba akhirnya mati.

Warga juga menemukan dua penyu hijau tersesat di kawasan hutan bakau (mangrove) di teluk ini, minggu lalu. Salah satunya masuk ke permukiman warga dan berhasil diselamatkan.

"Dalam satu bulan, ada tiga pertemuan dengan binatang langka. Yang ketiga adalah ini, ikan ini, meski dalam kondisi mati," kata Paul.

Ia menambahkan, banyak pertemuan lain terjadi, mulai dari pertemuan nelayan dengan buaya di muara sungai ataupun di laut, hingga kemunculan ikan hiu.

Paul mengatakan, temuan ini menunjukkan, habitat hewan semakin terganggu. Ia meyakini, perkembangan permukiman, kota, serta industri di dalamnya telah mengganggu habitat alami yang sudah lebih dulu ada. Perkembangan kota dirasa tidak ramah pada habitat yang ada. Akibatnya, pertemuan terus terjadi.

"Nelayan mulai mencemaskan kehadiran buaya yang sesekali terlihat dan merusak renggek (jaring ikan). Mereka juga cemas pada kemunculan hiu yang dekat dengan tempat mereka menebar renggek," kata Paul.

"Sekarang tinggal menunggu siapa yang lebih dulu menjadi korban," kata Paul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com