Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Kepiting Soka Terimpit Peraturan Menteri dan Anjloknya Harga

Kompas.com - 21/04/2016, 18:41 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Petambak yang tidak mampu bertahan akhirnya beralih usaha. Mereka terlilit sewa lahan yang tinggi dan terpaksa gulung tikar.

Menurut Syamsudin, rekannya sesama petambak bernama Tarman kini membiarkan tambaknya. Pekerjanya entah ke mana. Tarman kini membuka sumur galian yang airnya dialirkan ke rumah-rumah tetangga.

Yadi, petambak lain, juga beralih profesi. Ia menyewa kios kecil di pinggir kota dan menjual burung-burung di kios itu.

"Dia mendatangkan burung dari Jawa dan menjualnya di sana. Ada yang namanya Udin Taman, tak tahu ke mana. Bisnis biliarnya tutup, lantas pindah tak tahu ke mana," kata Syamsudin.

Syamsuddin mengaku bertahan dengan usaha kepiting meski kembang kempis. Ia ditinggal tiga pekerjanya dan kini tersisa seorang saja.

Usahanya pernah jaya dengan produksi kepiting soka 200 kilogram saban hari. Kini produksi terus menyusut hingga 300 kg per bulan.

Impitan usahanya bertambah karena anjloknya harga jual kepiting. Harga kepiting soka, yang tahun lalu Rp 120.000-Rp 130.000 per kilogram, beberapa bulan ini anjlok menjadi Rp 65.000 per kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com