Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daffa, Sang Penjaga Trotoar...

Kompas.com - 20/04/2016, 07:46 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

Rekayasa lalu lintas yang tidak seimbang membuat salah satu titik mengalami kemacetan cukup panjang, sementara di titik lainnya tidak.

Aksi yang dilakukan Daffa selalu pada sore hari, ketika jam pulang kantor tiba. Sore ketika padat. “Sudah biasa, Mas. Tak tanya ngapain, dia bilang mau menjaga trotoar, kadang padu sama pengendara motor,” ujar Ari Setiawan, tetangga Daffa yang berprofesi sebagai tukang parkir di dekat lokasi Daffa beraksi.

Bagi Ari, langkah Daffa patut diapresiasi lantaran tidak banyak anak maupun orang dewasa yang bertindak seperti tersebut. Perawakan kurus Daffa tidak menjadi halangan untuk bersikap tegas. “Selalu sore hari. Biasanya sepulang sekolah,” ujar Ari.

Benny, pengendara motor yang menuntun motornya, juga kena “semprot” dari Daffa. Pria yang hendak menuju arah Kendal ini menuntun motornya dari wilayah Karangayu. Sesampainya di dekat lampu merah Kalibanteng, Benny menaikkan motornya di trotoar, tempat Daffa menghadangkan sepedanya. Dengan sigap, sepeda ontelnya langsung dihadangkan di depan motor Benny.

Pengendara motor pun memohon agar sepeda Daffaa disingkirkan, tetapi Daffa bersikukuh bahwa trotoar tidak boleh dilewati. Terjadi dialog kecil antara Benny dan Daffa, hingga akhirnya pengendara memilih untuk mengalah.

Benny pun mengapresiasi aksi koboi Daffa yang berani nekat melakukan aksi blokade menggunakan sepedanya tersebut.

“Bagus. Anak kecil saja sudah tahu, tapi saya tadi enggak sengaja. Kalau ada bensinnya kan lewat jalur utama, mengapa harus trotoar,” kata dia.

Tindakan Daffa juga dipuji Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Daffa dianggap sebagai seorang pemberani. Ucapan terima kasih pun meluncur dari orang nomor satu di Kota Semarang ini.

Hendrar berujar, memang untuk menjaga trotoar bukan tugas Daffa maupun masyarakat umumnya. Tugas yang biasa diemban biasanya ditumpukan kepada Dinas Perhubungan maupun pihak Unit Lalu Lintas di kepolisian. Namun, dengan dalih personel yang terbatas, masyarakat berhak menggantikan tugas mereka.

“Mungkin keterbatasan personel sehingga pengawasan bisa dilakukan siapa saja. Kami ucapkan terima kasih,” kata Hendrar kepada Kompascom, Selasa (19/4/2016).

Terlepas dari apa yang disampaikan, ada pelajaran yang dipetik. Selain tanggung jawab dari pemerintah, aksi ini juga bisa dianggap sebagai partisipasi positif warganya untuk menjaga daerahnya. 

Baca juga: Daffa: Kan Tidak Boleh Trotoar untuk Motor...

Kompas TV Daffa Hadang Pemotor di Trotoar dengan Sepeda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com