PALU, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian mengatakan, penangkapan terhadap pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso, tinggal menunggu waktu.
Menurut dia, kekuatan mental kelompok Santoso yang sudah hidup berpindah-pindah di pedalaman hutan di wilayah Poso sudah mulai menurun.
(Baca: Kelompok Santoso Diduga Berhubungan dengan Separatis Filipina)
Tito mengatakan, penangkapan ataupun kontak senjata yang menyebabkan terbunuhnya anggota kelompok membuat kekuatan mereka menjadi lemah.
"Kelompok ini jauh melemah. Senjata mereka melemah. Saya optimistis, tinggal menunggu waktu, tinggal menunggu keseriusan, tinggal kemampuan anggota di lapangan semakin intens mengejar mereka, kemudian pembagian tugas," kata Tito, Minggu (3/4/2016).
Tito mengungkapkan, ada delapan anggota Santoso yang berhasil ditembak mati oleh polisi.
Sementara itu, dua anggota lainnya ditangkap hidup-hidup. Saat ini, tersisa 29 anggota kelompok Santoso. (Baca: Anggota Santoso Tinggal 29 Orang, Dua di Antaranya Etnis Uighur)
Tiga di antaranya adalah istri Santoso, Ali Kalora, dan Basri. Menurut Tito, kelompok ini semakin lemah setelah diputusnya pasokan logistik, termasuk makanan dan senjata.