"Kami surplus beras 55.000 ton pada 2015 namun temuan didapat masyarakatnya konsumsi raskin, padahal daerah kami lumbung beras terkenal dengan beras Seginim," kata Dirwan, Senin (21/3/2016).
Dia mengatakan, dari 55.000 ton beras tersebut, 25.000 ton habis untuk konsumsi sebanyak 165.000 jiwa warga Bengkulu Selatan.
"Artinya 30.000 ton beras terjual ke luar, tapi temuan kami masih ada warga konsumsi raskin bahkan memasok beras dari luar," ujar Dirwan.
Hasil evaluasi Pemda Bengkulu Selatan, lanjutnya, banyak petani yang menjualkan beras untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga ditambah dengan banyaknya tengkulak yang membeli beras di harga rendah.
"Ke depan kami akan tugaskan BUMD untuk mengelola beras, Pemda akan beli beras petani dengan harga pasar, serta mengeluarkan produk beras secara profesional," tambahnya.
Selanjutnya, Sumairah, warga Bengkulu Selatan, membenarkan hal tersebut. Menurut dia, meski daerahnya surplus beras namun banyak warga setempat mengonsumsi beras raskin atau beras asal luar daerah seperti Lampung dan Sumatera Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.