Dia memakai konsep foodtruck, agar sederhana dan bisa bergeser ke tempat lain jika kurang laku. Konsep lainnya yang tak kalah unik adalah bayarannya dengan mengaji dua juz, sehingga selain berjualan, ia juga bisa berbagi pahala.
Tentu saja rasa dari makanan yang diraciknya tidak kalah penting. Sebagai jebolan program memasak "Master Chef", makanan warteg yang ditawarkan Ricky dijamin lezat layaknya sebuah resto.
“Saya memberikan sentuhan lain dalam makanan yang saya buat. Tapi saya tidak menghilangkan rasa khas dari makanan warteg pada umumnya,” ujar Ricky kepada Kompas.com belum lama ini.
Ciri khas makanan warteg, sambung Ricky, ada pada rasa manis. Cobalah mencicipi makanan di warteg-warteg, pasti ada rasa sedikit manis di sana. Itulah yang dipertahankannya agar tidak menghilangkan kekhasan warteg.
“Saya memberikan sentuhan lain pada makanannya. Biar rasanya lebih nendang. Saya jamin, pasti enak,” ucapnya.
Semua masakan yang ada di warteg kelilingnya, murni buatannya. Ricky tidak dibantu seorang pun dalam memasak.
Karena itu pula, ia meyakinkan bahwa semua makanannya masih segar alias fresh. Baik yang dijual siang hari atau malam hari, semua fresh.
“Jenis makanannya sama dengan warteg yang lain. Tapi yang favorit, kentang mustofa, telur, kikil, dan ayam,” tuturnya.
Senang berbisnis
Ricky mengaku, bisnis adalah jalan hidupnya. Di darahnya mengalir darah bisnis dari orangtuanya.
“Sejak kecil saya sudah biasa membantu orangtua jualan, makanya saya senang berbisnis sejak kecil,” imbuhnya.