"Shalat Jumat dulu diajak sama bapak bapak petugas. Ini sama Pak Warni sama Pak Kamari juga," kata Paeno Hadi Susanto, salah satu kepala keluarga eks Gafatar kepada Kompas.com.
Sambil tersenyum dia juga mejelaskan jika agamanya adalah Islam. "Agama di KTP saya Islam," ujar lelaki warga Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaan tersebut.
Mereka bertiga menggunakan sarung, kopiah, dan juga membawa sajadah. "Ini punya kami sendiri," ungkap Warni, kepala rumah tangga eks Gafatar.
Kemudian, ketiga kepala keluarga tersebut bersama dengan petugas kepolisian berboncengan mengendarai sepeda motor menuju ke Masjid Polres Banyuwangi yang berjarak kurang dari satu kilometer dari rumah penampungan sementara.
Sementara itu, Alam Sudrajat, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi kepada Kompas.com Jumat (29/1/2016), menjelaskan, kondisi warga Banyuwangi eks Gafatar sudah mulai normal dan mereka sudah bersosialisasi baik dengan petugas yang menjaga mereka.
"Kami sekarang membina wawasan kebangsaan dan untuk keagamaan ada MUI yang akan mendamping mereka. Ya seperti sekarang kita berangkat shalat Jumat bareng-bareng," kata Alam.
18 warga eks Gafatar asal Banyuwangi yang terdiri dari tiga kepala keluarga tiba di Banyuwangi Selasa (26/1/2016) sore hari.
Rombongan mereka didominasi oleh anak-anak yang berjumlah 12 orang dan enam orang dewasa.
Rencananya mereka akan tinggal di rumah penampungan sementara selama satu minggu untuk pembekalan sebelum kembali ke rumah masing masing yaitu di Kecamatan Pesanggaran dan Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.