Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mbah Tohari Tetap Keliling Berjualan Sabun pada Usia 104 Tahun

Kompas.com - 22/01/2016, 07:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


Kehidupan keras bagi lelaki tua seperti Mbah Tohari bukan menjadi sebuah penghalang untuk putus asa. Dia mengaku, hatinya memberontak jika hanya duduk berpangku tangan mengharap belas kasihan orang lain.

Mbah Tohari menuturkan, dirinya pantang mengeluh meski harus menghadapi berbagai cuaca serta tanjakan dan turunan yang tak jarang membuat napasnya tersengal-sengal saat mendorong sepeda.

Kompas.com/Ika Fitriana Atmo Tohari atau Mbah Tohari berjalan menuntut sepeda untuk menjajakan dagangannya berupa sabun dan kebutuhan rumah tangga lainnya, di jalan kawasan Desa Bulurejo. Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Kalau capek yang istirahat, sambil nunggu pembeli. Kalau saya diam di rumah, malah sakit badannya, pegal-pegal, jadi saya anggap (jualan) ini menjadi olahraga," tutur pria berputra lima, bercucu 10 dengan enam buyut ini.

Kondisi Mbah Tohari tidak pelak membuat iba warga yang melihatnya. Selain ada yang membeli barang dagangannya, tidak jarang pula ada yang memberinya uang kepadanya. Namun, dia sering menolak pemberian uang secara cuma-cuma.

"Saya tidak mau dikasih uang orang lain hanya karena kasihan kepada saya. Saya akan terima (uang) itu jika dia membeli barang saya, walaupun cuma sedikit," katanya.

Berdoa

Mbah Tohari yang mengaku beristri empat itu berbagi resep hidupnya. Mbah Tohari menuturkan, ia setiap malam selalu berdoa.

"Setiap malam saya berdoa, bukakan pintu surga yang seluas-luasnya. Itu saja yang saya lakukan," katanya.

Nur, salah satu pembeli, mengaku bahwa Mbah Tohari adalah langganannya. Ia sering membeli barang dagangannya saat melintas di depan rumahnya di kawasan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Dia juga pernah melihat foto Mbah Tohari di media sosial Facebook.

"Kalau pas lewat, saya biasanya beli. Saya kagum dengan beliau, sudah sepuh (lansia), tetapi masih kuat bekerja," kata Nur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com