Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Tertutup Kerap Digelar di Rumah Kontrakan Tempat Sekolah Gafatar

Kompas.com - 11/01/2016, 09:05 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

Kompas TV Rumah Terduga Kelompok Gafatar Kosong

"Tiga tahun lalu, ada dua orang datang, melapor kalau mereka mengontrak di rumah itu," ucap Dwi.

Mereka lalu fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) atas nama Dedy Setyawan dan Sutanto. Kedua orang tersebut mengaku masih berstatus sebagai mahasiswa.

"Katanya, mereka mahasiswa. Hanya untuk tinggal, bukan untuk usaha. Izinnya juga hanya dua orang itu yang tinggal di situ," ujarnya.

Selang beberapa waktu, lanjutnya, warga melaporkan saat rapat RT bahwa yang tinggal di rumah kontrakan itu lebih dari dua. Bahkan, rumah kontrakan tersebut digunakan untuk les anak-anak usia SD dan SMP.

"Tidak ada pemberitahuan ke RT untuk les, ngomong-nya waktu itu cuma untuk tempat tinggal. Warga yang lapor saat rapat RT," katanya.

Ponijo juga mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan para penghuni rumah kontrakan tersebut.

"Cenderung tertutup, tidak pernah ikut pertemuan warga, tidak ikut kerja bakti. Seharusnya, namanya hidup di masyarakat kan ya harus bermasyarakat, ini tidak," katanya.

Padahal, lanjutnya, aktivitas di rumah tersebut dapat dikatakan cukup padat. Pagi sampai siang, anak-anak seusia SD dan SMP les, lalu pada hari Minggu juga sering terlihat ibu-ibu senam di rumah kontrakan tersebut.

Dari penelusuran Kompas.com di rumah kontrakan tersebut, terdapat kertas-kertas formulir yang ditinggalkan di sisi luar rumah. Formulir itu berisi kesanggupan mengikuti program eksodus DPD Gafatar DIY. Selain itu, ada pula botol-botol plastik yang masih berisi tanah sisa kegiatan bercocok tanam.

Sebelumnya diberitakan, setelah dr Rica Tri Handayani dan seorang pegawai negeri sipil (PNS) RSUP dr Sarjito Yogyakarta hilang misterius, satu lagi warga Sleman juga tak diketahui rimbanya. Pelajar kelas 1 SMA bernama Ahmad Kevin Aprilio saat ini dilaporkan pergi sejak 26 November 2015 lalu dan diduga ikut organisasi Gafatar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com