Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Ridwan Kamil soal Cuti Kepala Daerah yang Tak Adil

Kompas.com - 08/01/2016, 18:05 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mendukung upaya Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) Yuddy Chrisnandi yang akan melakukan kajian terhadap sistem cuti bagi kepala daerah.

Menurut Emil, begitu Ridwan Kamil biasa disapa, sistem cuti kepala daerah saat ini dinilai tak adil.

"Pertama, sistemnya tidak adil bagi kepala daerah karena dalam peraturannya cuti kepala daerah itu hanya dua, cuti ibadah, dan cuti kampanye, lima tahun sekali. Terus, masa selalu umrah, kan gak begitu," kata Emil di Bandung, Jumat (8/1/2016).

Minimnya waktu cuti membuat Emil sulit untuk berkumpul bersama keluarga. "Jadi, saya sebagai Wali Kota enggak punya waktu buat anak-anak. Mau liburan ke Pangandaran enggak bisa, kecuali nyuri waktu di sela dinas," kata dia.

Emil berpendapat, sistem cuti kepala daerah saat ini kurang manusiawi. Dia pun meminta kepada pemerintah pusat untuk memberikan cuti kepada kepala daerah, minimal seperti pegawai negeri sipil (PNS).

"Setiap manusia ada batas, buat istirahat. Liburan harus stand by, jaga keamanan, jaga gawang. Jadi, menurut saya, enggak fair. Jadi, saya atas nama wali kota dan bupati yang lain mengimbau tidak kurang tidak lebih tolong manusiawi kepada kami yang sedang membela NKRI ini," keluh dia.

"Berilah waktu cuti yang wajar, itu saja. Minimal sama seperti PNS. Enggak ada masalah yang penting diberi cuti pribadi untuk istirahat," ucap dia.

Emil mengaku kerap diprotes anaknya lantaran sulit meluangkan waktu bersama keluarga. "Sampai nangis anak saya. Dia bilang pokoknya papa pukul 08.00 malam harus udah di rumah, ngerjain PR bareng," kata Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com