SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai belum serius memberantas praktik korupsi, maupun suap.
Upaya Pemprov Jawa Tengah dalam memberantas korupsi dinilai dilakukan tidak sepenuh hati dan belum sejalan dengan tagline "Mboten Korupsi" dan "Mboten Ngapusi".
Koordinator Komite Penyelidikan, Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah, Muhammad Rofiudin mengatakan, Pemprov di bawah kendali Ganjar memang berusaha memberantas praktik haram tersebut.
Namun upaya Pemprov Jateng belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.
"Benar memang ada upaya, tapi itu belum berhasil. Ada memang melalui website, tapi belum terbuka. Yang diumumkan APBD misalnya hanya yang besar-besar," kata Rofiudin, di Semarang, Kamis (10/12/2015).
Dalam hal lain misalnya, Ganjar juga belum berani mengumumkan secara terbuka terkait distribusi dana hibah dan bansos.
Semestinya, distribusi hibah dan bansos diumumkan secara mendetail siapa penerima, berapa besarannya, hingga alamat penerima.
Selama ini, hibah dan bansos didistribusikan secara tertutup, sehingga publik tidak tahu siapa penerimanya.
"Kalau serius, harus buka siapa para penerima hibah, agar masyarakat tahu, dan bisa melakukan kontrol. Penerima dana juga diawasi," tambah Rofi.
"Kalau bersih kenapa harus risih," sindirnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan