Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Mekar Bunga Amaryllis di Patuk Akhirnya Berakhir

Kompas.com - 30/11/2015, 12:15 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Hamparan warna-warni oranye bunga amaryllis atau lily hujan di Kabupaten Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta berangsur mulai berkurang.

Kebun bunga yang tepat berada di tepi jalan Yogya-Wonosari itu mulai rusak dan layu karena masa mekarnya sudah berlalu. 

"Biasanya bunga lily ini bisa bertahan sekitar dua minggu," kata pemilik lahan Sukasi (43) saat ditemui, Minggu (29/11/2015), kemarin. Bunga tersebut juga biasanya hanya mekar sekali setahun di musim hujan.

Selain itu, tangkai-tangkai bunga yang berada di lahan seluas lebih kurang 2.300 meter persegi tersebut banyak yang patah terinjak-injak wisatawan.

Beberapa hari ini, kebun bunga amaryllis milik warga Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Patuk itu memang sangat ramai dikunjungi orang.

Banyak yang memanfaatkan mekarnya bunga bersamaan untuk swafoto atau selfie. Namun, saking ramainya dan banyak pengunjung tidak menjaga diri dengan baik, kebun bunga menjadi berantakan. 

Kompas.com/Adhika Pertiwi Hamparan bunga amaryllis yang rusak terinjak-injak pengunjung yang datang ke Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul
Pemilik lahan, Sukadi, mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dengan kerusakan kebunnya. Apalagi saat ini masih banyak wisatawan berkunjung untuk berfoto-foto di tengah kebun.

Setelah masa mekar selesai, ayah dua anak ini berencana untuk menata ulang kebunnya. Nantinya umbi-umbi bunga yang juga dijuluki puspa patuk itu akan ditanam secara teratur. Kebun akan dibuat jalan khusus bagi wisatawan.

"Nanti akan disediakan tempat khusus untuk berfoto-foto. Sehingga saat musim berbunga tahun depan bisa lebih baik lagi," ujarnya.

Dari pantauan di lokasi, ratusan wisatawan masih memanfaatkan sisa-sisa bunga lily yang sudah mulai layu untuk berfoto-foto di tengah kebun.

Tak hanya wisatawan domestik. Banyak turis asing yang datang untuk melihat langsung kebun bunga yang sempat heboh di media sosial tersebut.(Hari Susmayanti)

Kompas TV Akibat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com