GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Hamparan warna-warni oranye bunga amaryllis atau lily hujan di Kabupaten Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta berangsur mulai berkurang.
Kebun bunga yang tepat berada di tepi jalan Yogya-Wonosari itu mulai rusak dan layu karena masa mekarnya sudah berlalu.
"Biasanya bunga lily ini bisa bertahan sekitar dua minggu," kata pemilik lahan Sukasi (43) saat ditemui, Minggu (29/11/2015), kemarin. Bunga tersebut juga biasanya hanya mekar sekali setahun di musim hujan.
Selain itu, tangkai-tangkai bunga yang berada di lahan seluas lebih kurang 2.300 meter persegi tersebut banyak yang patah terinjak-injak wisatawan.
Beberapa hari ini, kebun bunga amaryllis milik warga Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Patuk itu memang sangat ramai dikunjungi orang.
Banyak yang memanfaatkan mekarnya bunga bersamaan untuk swafoto atau selfie. Namun, saking ramainya dan banyak pengunjung tidak menjaga diri dengan baik, kebun bunga menjadi berantakan.
Setelah masa mekar selesai, ayah dua anak ini berencana untuk menata ulang kebunnya. Nantinya umbi-umbi bunga yang juga dijuluki puspa patuk itu akan ditanam secara teratur. Kebun akan dibuat jalan khusus bagi wisatawan.
"Nanti akan disediakan tempat khusus untuk berfoto-foto. Sehingga saat musim berbunga tahun depan bisa lebih baik lagi," ujarnya.
Dari pantauan di lokasi, ratusan wisatawan masih memanfaatkan sisa-sisa bunga lily yang sudah mulai layu untuk berfoto-foto di tengah kebun.
Tak hanya wisatawan domestik. Banyak turis asing yang datang untuk melihat langsung kebun bunga yang sempat heboh di media sosial tersebut.(Hari Susmayanti)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.