Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Tujuh Generasi, Warga Desa Ini Berbicara dengan Bahasa Isyarat

Kompas.com - 20/11/2015, 17:29 WIB

 

"Cerita yang terkenal adalah bahwa dua orang dengan kekuatan sihir berperang satu sama lain dan kemudian mengutuk satu sama lain untuk menjadi tuli," kata Ida Mardana, Kepala Desa Bengkala, yang bisa berbahasa Bali, Indonesia, Inggris, dan kata kolok.

Ia mengatakan, arti dari Bengkala adalah tempat bagi seseorang untuk bersembunyi.

Di Desa Bengkala, para penduduknya sudah terbiasa dengan gaya hidup orang tunarungu. Di seluruh desa, semua warga berbicara dengan menggunakan tangan mereka.

Para orangtua di Desa Bengkala mengajari anak-anak mereka kata kolok di rumah, menanamkan benih kesetaraan yang akan tumbuh ketika anak-anak mereka dewasa.

Begitu juga di sekolahan. "Siswa tunarungu belajar bersama-sama dengan mendengar siswa di sini," kata Mardana.

"Guru berbicara sekaligus menggunakan bahasa isyarat pada saat yang sama sehingga hampir semua orang tahu kata kolok," ujarnya.

Untuk mata pencaharian, mayoritas penduduk di Desa Bengkala merupakan petani pisang, mangga, jambu, pencari rumput gajah, dan merawat beberapa sapi dan babi serta ayam.

Di pasar lokal, mereka harus menggunakan timbangan dan gerakan tangan untuk bisa menjual hasil panen mereka.

"Kadang-kadang, warga di desa ini menghadapi sedikit kesulitan berkomunikasi. Namun, mereka menyelesaikannya dengan penandatanganan sederhana," kata Kadek Sami, seorang ibu dengan dua anak yang mengalami gangguan pendengaran.

Generasi muda penyandang tunarungu di Bengkala kini mulai menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi di media sosial dan bahasa isyarat internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, remaja-remaja tunarungu telah mendaftar di sekolah asrama tuli terdekat di Jimbaran dan belajar bahasa Indonesia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com