Menurut Ganjar, nilai kepahlawanan bisa diterapkan oleh para PNS dengan tidak menerapkan mental 'ingin selalu dilayani'.
"Kalau ada investor masuk, layani. Tidak usah berpikir ada amplopnya. Sekarang sudah tidak zamannya lagi menjadi ndoro, minta dilayani. PNS semangatnya sekarang melayani," tuturnya, Selasa (10/11/2015).
"Spiritnya kepahlawanan itu tulus, tanpa hedonisme," tambahnya.
Ketulusan itulah, lanjut Ganjar, yang ada dalam diri para pahlawan yang berjuang menumpahkan segalanya untuk Republik Indonesia.
"Spirit pahlawan yang didorong adalah mengerjakan untuk bangsa tanpa menghitung untung rugi. Kita tidak berpikir mengerjakan nanti mendapat sesuatu. Spirit pahlawan dengan ikhlas," kata Ganjar.
Menurut dia, kepahlawanan seorang saat ini bukan ditentukan oleh siapa yang sering disiarkan oleh media massa. Pahlawan sesungguhnya adalah mereka yang bekerja dengan ikhlas merawat Indonesia tanpa sorotan media.
Dia mencontohkan, orang-orang yang bekerja dengan tulus menolong warga yang terkena virus HIV-Aids, mengurusi penyandang disabilitas, mengelola orang-orang yang terlantar dan anak-anak 'dhuafa' tanpa diliput media.
"Mereka yang mencerdaskan anak bangsa juga, misalnya perpustakaan kuda di Purbalingga, sekolah di pinggir hutan di Banyumas. Mereka jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tapi terus mengisi semangat kepahlawanan," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.