Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyanyi Sunyi Para Pengantin Anak di Sulawesi Barat

Kompas.com - 18/10/2015, 04:21 WIB

Tabu bicara seks

Intan berasal dari keluarga yang sangat kaya. Awal tahun lalu, dia menjalin hubungan cinta dengan seorang anak laki-laki bernama Amet.

Berawal dari pertukaran pesan teks sederhana, hubungan mereka kemudian berkembang dengan cepat menjadi sesuatu yang lebih serius. Singkat cerita, Intan hamil.

"Saya tidak tahu jika hubungan seks dapat menyebabkan kehamilan," kata Intan.

Ini merupakan pengakuan umum anak-anak perempuan di Sulawesi Barat. Bahkan, mereka yang berada di penghujung masa remaja juga tidak memahami seks.

Tabu membicarakan seks, khususnya pergaulan bebas (seks di luar nikah), berarti bahwa masalah tersebut jarang dibicarakan.

Kehamilan yang tidak direncanakan kerap mendasari pernikahan terburu-buru. "Ketika seorang anak perempuan hamil, ia harus menikah," kata kepala desa.

Umur tidak menjadi masalah. "Tidak apa-apa bagi perempuan untuk menikah pada usia 15 tahun. Hal ini sangat disayangkan. Namun, masih banyak orang di dalam komunitas kami yang mendukung pandangan ini," katanya.

Intan mengatakan, "Karena saya hamil, saya diizinkan untuk menikah". Ia mengatakan bahwa hari pernikahannya “seperti kabur”.

Sejak meninggalkan sekolah, Intan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. "Saya ingin kuliah seperti saudara-saudara saya lainnya," katanya.

"Sekarang saya tidak bisa menentukan impian saya. Sulit untuk membayangkannya."

Sulit bagi kebanyakan pengantin anak di Sulawesi Barat untuk membicarakan masa depan. Setelah menikah, kegiatan mereka hampir seluruhnya dipusatkan pada tugas-tugas rumah tangga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com