Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyanyi Sunyi Para Pengantin Anak di Sulawesi Barat

Kompas.com - 18/10/2015, 04:21 WIB

Satu suami dua istri

Sari dan Dewi adalah dua anak perempuan dari desa tetangga yang bernama Kenanga. Keduanya tumbuh bertetangga, dan hanya dipisahkan sebidang sawah.

Mereka berbagi masa kecil bersama, sekolah, hobi, dan olahraga. Kehidupan keduanya berubah dramatis ketika pada tahun lalu menikah dengan laki-laki yang sama.

Ibu kandung Dewi mengeluh. Ia mengaku awalnya berharap banyak pada pernikahan anak perempuannya yang berusia 15 tahun dengan seorang laki-laki berusia 25 tahun bernama Hazar.

"Kami tidak bisa membeli pakaian dan hal-hal lain yang ia perlukan," kata Ibu Dewi. "Saya kira nasibnya akan menjadi lebih baik jika ada orang yang merawatnya."

Namun, pernikahan mereka tidak berlangsung lama. Segera setelah pernikahan, Hazar memutuskan untuk pindah ke tempat lain di Indonesia.

Warga desa berpikir Hazar bekerja di Kalimantan. Hazar tidak hanya meninggalkan istri-istri barunya, tetapi juga anak laki-laki dari kedua istrinya itu.

Sari dan Dewi sekarang menghabiskan hari-hari mereka dengan menjalani kehidupan sebagai ibu, jauh sebelum waktunya. Tanggung jawab dan beban kerja sering kali melampaui kemampuan mereka.

Sari mengatakan bahwa ia merindukan kehidupan lamanya. "Saya lebih senang menjadi pelajar daripada (menjadi) ibu," katanya sambil menggendong sang putra. "Ketika saya masih di sekolah, semuanya lebih baik."

Hal yang sama juga dirasakan Intan, yang tinggal di Desa Tambala. Perempuan berusia 16 tahun ini memiliki latar belakang yang sangat berbeda dengan banyak pengantin anak lainnya di daerah tersebut. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com