Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2015, 21:49 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Sejumlah warga Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak penggantian meteran lama ke meteran listrik prabayar. Alasannya, mereka melihat di televisi ketika Menteri Koordinator kemaritiman Rizal Ramli mengatakan bahwa ada mafia di balik token listrik yang dibeli masyarakat. (Baca: Rizal Ramli Sebut Ada "Provider" Setengah Mafia di Pulsa Listrik)

Warga mendatangi kantor DPRD NTT, Kamis (17/9/2015) siang, untuk melaporkan petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mereka sebut memaksa warga untuk mengganti meteran listrik lama dengan meteran listrik prabayar. 

“Kemarin ada petugas yang datang ke rumah memaksa kami untuk menggunakan meteran pakai pulsa. Kami pun protes dan mengatakan kalau yang kami tahu saat nonton televisi, Menteri Rizal Ramli saja bicara kalau PLN jangan paksakan kepada masyarakat. Petugas PLN mengatakan bahwa Menteri Rizal Ramli tidak tahu soal listrik,” kata Aloysius, salah seorang warga, saat menyampaikan aduannya di depan Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno dan Anggota DPRD NTT Viktor Lerik di kantor DPRD, Kamis.  

“Yang bikin kami lebih kesal lagi karena kami dan warga yang sudah menggunakan meteran listrik seperti ditipu karena saat kami isi pulsa Rp 50.000, tapi malah masuk Rp 20.000. Begitu pun juga ketika kita isi Rp 100.000, tapi hanya masuk Rp 70.000. Lalu ke mana sisa pulsa yang Rp 30.000 itu,” tutur Aloysius.


Syamsul Naiusaf, seorang warga lainnya, mengatakan, sejak menggunakan meteran prabayar, ia mengeluarkan uang dua kali lipat dibanding saat menggunakan meteran lama. 

Pada dua bulan lalu, saat saya masih menggunakan meteran lama, setiap bulannya bayarnya maksimal hanya Rp 220.000. Tetapi, setelah pakai meteran pulsa, untuk bulan ini saja, saya sudah keluarkan uang untuk beli pulsa sebanyak Rp 450.000,” kata dia.

Mendengar keluhan warga, Anwar berjanji akan memfasilitasi pertemuan warga dengan PLN agar warga mendapat penjelasan. 

Sebelumnya, menanggapi pernyataan Rizal Ramli, Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengklarifikasi bahwa tidak betul ada mafia. Dalam harga token listrik, ada sejumlah biaya administrasi bank yang dibebankan pada harga jual token. Selengkapnya soal rincian pulsa listrik, baca: Ini Penjelasan PLN soal Pulsa Listrik Prabayar.

Baca juga: Faisal Basri Duga Rizal Ramli Keliru soal "Provider" Setengah Mafia pada Pulsa Listrik.

Setelah PLN menyampaikan penjelasan kepada publik, Rizal Ramli menyatakan menyesal atas pernyataannya tentang mafia. (Baca: Rizal Ramli Menyesal Kritik "Token" Isi Ulang Listrik)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Regional
Lewat 'Gubug Sinau', Dompet Dhuafa Hadirkan Wadah Mengaji bagi Lansia

Lewat "Gubug Sinau", Dompet Dhuafa Hadirkan Wadah Mengaji bagi Lansia

Regional
Kemendikbud Ristek Tindak Lanjuti Pendirian Politeknik Murakata, Wabup HST: Kami Siap Dukung Anggaran dan Kebijakan

Kemendikbud Ristek Tindak Lanjuti Pendirian Politeknik Murakata, Wabup HST: Kami Siap Dukung Anggaran dan Kebijakan

Regional
Jembrana Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Sehat, Bupati Tamba: Ini Kerja Keras Bersama

Jembrana Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Sehat, Bupati Tamba: Ini Kerja Keras Bersama

Regional
Tanam Pohon Bersama PLN, Walkot Arief Minta Masyarakat Jaga Lingkungan dan Hemat Listrik

Tanam Pohon Bersama PLN, Walkot Arief Minta Masyarakat Jaga Lingkungan dan Hemat Listrik

Regional
Gubernur Sabran Yakin Tambak Udang di Kalteng Tingkatkan PAD dan Jadi Komoditas Ekspor Andalan

Gubernur Sabran Yakin Tambak Udang di Kalteng Tingkatkan PAD dan Jadi Komoditas Ekspor Andalan

Regional
Festival Teluk Tamiyang 2023 Hadirkan Upacara Adat hingga Hiburan Rakyat

Festival Teluk Tamiyang 2023 Hadirkan Upacara Adat hingga Hiburan Rakyat

Regional
Gubernur Khofifah Launching ATM Samsat QRIS pada HUT Ke-61 Bapenda Jatim

Gubernur Khofifah Launching ATM Samsat QRIS pada HUT Ke-61 Bapenda Jatim

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com