Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pedagang Kelontong Tabung Rp 20.000 Per Hari demi Naik Haji

Kompas.com - 26/08/2015, 16:00 WIB

Setelah 15 menit berjalan kaki, mereka tiba di sebuah rumah panggung yang relatif tua. Di tempat ini, Amir tinggal bersama Rita. Istrinya sudah sekitar tiga tahun lalu meninggalkannya.

Hasil keringat sendiri

Di rumah ini pula, semua keperluan haji terlihat. Amir sudah mulai mempersiapkan dari pakaian, peralatan mandi, dan keperluan terkait kesehatan.

"Saya sudah siap, tidak sabar lagi mau berangkat," katanya.

Rita mengatakan, ayahnya bisa berangkat haji dari hasil keringatnya sendiri. Padahal, menurut dia, saudara kandungnya, anak-anak Amir, banyak yang telah bekerja menjadi polisi, bidan, dan pegawai di instansi pemerintah.

"Ayah menolak kalau dibantu anak karena ia merasa uang hasil jualan cukup," katanya.

Melalui warung kelontong itu juga, Rita mengatakan ayahnya telah menyekolahkan anak-anaknya.

"Alhamdulilah anak-anaknya sarjana semua," ujar Rita.

Rita sangat bersyukur bahwa ayahnya bisa menunaikan ibadah haji. Dia berharap ayahnya bisa menjadi haji mabrur.

"Akhirnya, waktu yang dinantikan ayah tiba juga. Saya hanya berharap ayah baik-baik saja di sana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com