Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Medan: Menata Metropolitan Besar

Kompas.com - 01/07/2015, 00:00 WIB

"Kami sudah menyelesaikan prastudi kelayakan untuk pembangunan monorel. Terus kami komunikasikan dengan kementerian terkait. Kami menganggap ada ciri-ciri perkotaan yang dengan sistem monorel akan efektif. Setiap kota punya pilihan. Bukan berarti di Jakarta gagal, di sini tak bisa diberlakukan," ujar Zulkarnaen.

Kecuali taman kota yang relatif memadai, termasuk dengan ketersediaan Wi-Fi di taman- taman tersebut, fasilitas ruang publik lainnya, seperti trotoar yang nyaman, masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Medan. Zulkarnaen tak bisa mengelak ketika trotoar di depan pusat perbelanjaan di samping kantor wali kota dimanfaatkan untuk parkir mobil. Ada juga trotoar yang dimanfaatkan untuk mendirikan reklame yang justru mengurangi ruang buat pejalan kaki.

Kamera pemantau

Meski belum memiliki sistem transportasi massal yang nyaman dan perilaku berkendaranya masih kurang beradab, layaknya kota-kota metropolitan besar dunia, Medan justru memiliki sistem kontrol lalu lintas yang jauh lebih maju dibandingkan kota lain di Indonesia. Medan memiliki area traffic control system (ATCS) yang dioperasikan Dinas Perhubungan.

ATCS berupa kamera pemantau yang tersebar di sejumlah persimpangan jalan utama. Kamera ini terhubung melalui serat fiber optic langsung ke dalam satu ruangan kendali yang dilengkapi monitor beresolusi tinggi. Kondisi lalu lintas di persimpangan yang sudah dilengkapi kamera bisa dipantau di ruangan kendali.

Petugas ATCS pun bisa langsung mengingatkan pengguna kendaraan yang melanggar lalu lintas, seperti melewati zebra crossing ketika sedang berhenti di traffic lights, menggunakan pengeras suara yang ditempel tak jauh dari lokasi kamera pemantau. "Yang melanggar juga bisa langsung kami tegur. Kalau kameranya di-zoom, akan jelas terlihat jika ada sepeda motor atau mobil yang terlihat melintas di zebra crossing. Kami umumkan nomor polisinya. Biasanya mereka mundur atau langsung belok ke kiri. Ada juga malunya pengguna jalan yang melanggar meski sebagian juga ada yang bandel meskipun suara pengeras suaranya cukup keras," kata salah seorang petugas ATCS, Supri Gazali.

Kemacetan jalan bisa diurai langsung dari ruangan kendali ATCS. "Misalnya, kalau ada simpang yang padat, kami bisa mengatur traffic lights-nya dari sini. Kami tambah durasinya untuk mengosongkan kepadatan arus kendaraan," tutur Supri.

Ada 60 kamera pemantau yang ditempatkan di 52 persimpangan. Wali Kota Medan Dzulmi Eldin memang berharap, keberadaan kamera pemantau ini bisa seperti kota-kota maju di dunia, selain berfungsi membantu kelancaran arus lalu lintas, juga mencegah terjadinya tindak kejahatan.

Hari ini Kota Medan tepat berulang tahun ke-425. Usia yang tentu sudah sangat matang menjadi kota cerdas kelas dunia. Sembari terus berbenah, jangan lupa untuk tetap memanusiawikan warganya. Selamat ulang tahun Kota Medan!

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Juli 2015, di halaman 23 dengan judul "Menata Metropolitan Besar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com