"Kita sengaja ajak mereka berwisata ziarah. Ini bukan masalah keyakinan, tapi murni agar mereka juga merasakan refreshing seperti warga lainnya. Sentuhan-sentuhan kemanusiaan seperti ini yang mereka butuhkan," kata Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Pemprov Jatim, Hizbul Wathan, Senin (20/4/2015).
Dia belum dapat memastikan kapan pelaksanaannya, namun yang pasti dalam waktu dekat, karena sudah diprogramkan.
"Dia berharap, dengan mengajak berziarah, ada nilai tambah dalam keyakinan dan ketakwaan beragamanya," ujar Hizbul.
Pihaknya saat ini belum fokus pada upaya pengembalian mereka ke daerah asal yakni di Sampang, Madura. Karena berbagai upaya pendekatan selalu gagal. Pemprov sedang berupaya agar mereka tetap bisa hidup normal seperti warga negara yang lain.
"Setelah itu juga akan ada bantuan dari berbagai instansi seperti bantuan pelatihan, modal usaha, dan sebagainya," tambahnya.
Sejak tiga tahun lalu, sebanyak 234 orang warga Syiah Sampang masih mengungsi di Rumah Susun Jemundo. Mereka mengungsi setelah terusir dari kempung halamannya karena perbedaan keyakinan. Sehari-harinya, mereka mendapatkan jatah hidup dari Pemprov Jatim, dan bekerja di pasar Jemundo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.