Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Kedatangan Jokowi di NTB, Demo Mahasiswa Sempat Ricuh

Kompas.com - 09/04/2015, 12:04 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com — Aksi demo menolak kedatangan Presiden Joko Widodo ke Nusa Tenggara Barat (NTB) berlangsung ricuh. Aksi ini dilakukan oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Cabang Mataram dan Aliansi Gerakan Mahasiswa (Gema) NTB, Kamis (9/4/2015).

Awalnya, aksi yang berlangsung di simpang empat Bank Indonesia Mataram itu berlangsung tertib. Dalam aksinya, mahasiswa menolak kedatangan Presiden Joko Widodo yang dianggap telah gagal menyejahterakan rakyat.

Demo mulai memanas saat gelombang kedua dari massa Gema NTB mulai melakukan aksi. Kericuhan terjadi antara aparat kepolisian dan mahasiswa saat massa berusaha melakukan aksi blokade jalan.

Aparat dan mahasiswa terlibat aksi saling dorong. Satu orang mahasiswa sempat diamankan petugas. Beruntung, kericuhan tidak berlangsung lama. Situasi mulai kondusif saat mahasiswa diperbolehkan untuk kembali berorasi.

Dalam orasinya, Naim, korlap aksi Gema NTB, menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintahan Jokowi-JK dan menilai kenaikan harga serta penghapusan subsidi BBM merupakan kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat.

"Kami menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Jokowi-JK. Regulasi yang dikeluarkan hanya akan semakin mencekik leher rakyat," kata Naim.

Menurut Naim, pencabutan subsidi BBM diikuti dengan kenaikan tarif dasar listrik dan harga elpiji merupakan kebijakan yang merugikan rakyat kecil. Massa aksi mendesak agar pemerintah kembali menerapkan subsidi BBM dan menuntaskan kasus kemiskinan di NTB.

Selain mengkritisi kebijakan Presiden terkait kenaikan harga BBM, massa aksi juga menyinggung soal diulur-ulurnya proses eksekusi mati duo "Bali Nine" yang dianggap mencederai martabat bangsa. Mereka meminta pemerintah untuk bertindak tegas. Seusai melakukan orasi, massa aksi membubarkan diri dengan tertib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com