Salah satu pelanggan PDAM, warga Pasar Baru, Norma, mengaku, sejak Oktober harus membayar sampai 10 kali lipat dari tarif normal. Padahal, dia yang hanya tinggal seorang diri di Pasar Baru sudah berusaha mengurangi penggunaan air. Dia mengaku hanya mencuci semingu sekali. Namun, tagihan PDAM tidak juga turun.
“Biasanya Rp 50 ribu lebih, tapi sejak 3 bulan terakhir mau hampir Rp 500 ribu. Saya sudah kurangi pemaiakaian, sudah cek tidak ada kebocoran, tapi bayaran air dua bulan terakhir tetap hampir Rp 500 ribu. Terpaksa dibayar karena kalau tidak dibayar dendanya lebih tinggi lagi,” ujar dia, Jumat (20/02/2015).
Tak berbeda jauh dengan Norma, Dadi, warga Jalan Diponegoro, mengaku, bulan ini terpaksa membayar Rp 1,3 juta. Padahal, sebelum kenaikan tarif PDAM sebesar 80 persen yang diberlakukan sejak November 2014 lalu, dia hanya membayar Rp 350 ribu. Di sisi lain, Dadi mengaku yakin tak ada kenaikan konsumsi air di rumahnya.
Dadi berupaya melaporkan kondisi itu ke pihak PDAM, namun tetap tidak ada perubahan. “Ada yang tidak bener ni dengan cara penghitungan PDAM. Saya di rumah hanya berlima logikanya dimana sampai Rp 1,3 juta. Sudah saya lapor katanya mau dicek, tapi dicek-dicek begitu begitu saja,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi PDAM Nunukan, Suparlan Kasmin, mengatakan, banyaknya keluhan kenaikan tarif PDAM di luar perkiraan warga karena penggunaan air warga yang berlebih, mengingat pasokan air PDAM ke warga lancar.
Suparlan juga mengaku pencatatan pengunaan air pelanggan telah menggunakan foto meteran untuk mempermudah pengawasan. Foto meteran tersebut juga bisa diakses secara online.
Pihak PDAM siap menerima aduan warga terkait pembayaran lebih dari rekening PDAM. “Biasanya warga justru cenderung boros saat pasokan air kepada mereka lancar. Kita imbau kepada pelanggan untuk berhemat dalam menggunaan air. Dan kita juga siap menunjukkan bukti kalau pelanggan tidk percaya dan mau ngecek jumlah pemakaian mereka,” ujar Suparlan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.