Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Mata Rantai Hidup di Jalanan, Pengamen DIY Dirikan Sekolah

Kompas.com - 30/01/2015, 17:41 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

Menurut dia, sekolah Gajah Wong tidak hanya diperuntukan bagi anak-anak usia dini, tetapi juga untuk orangtua. Bagi orangtua, waktu belajar digelar setiap hari Sabtu.

Biaya urunan

Mendirikan sekolah memang tidak semudah yang dibayangkan, terutama soal biaya pembangunan kelas dan gaji guru. Namun dengan tekad dan semangat memutus mata rantai hidup di jalanan, keterbatasan uang tidak menjadi sebuah halangan.

Demi dapat memiliki sekolah gratis, para pengamen dan pemulung di Ledok Timoho rela setiap hari menyisihkan pendapatannya, mulai dari Rp 15.000 sampai dengan Rp 10.000 untuk membiayai pembangunan kelas.

"Hasil pendapatan mereka memang tidak banyak. Tapi mereka masih rela menyisihkan uang untuk membangun sekolah," ujarnya.

Uang itu dikumpulkan untuk membeli bahan bangunan. Untuk mengurangi biaya, pasir sengaja dicari dari sungai. Lalu ada saja dermawan yang membantu genteng dan bahan-bahan bangunan lainnya.

"Ya, hasilnya itu kita bisa bangun satu kelas sederhana. Itu usaha mandiri, tidak ada satu paku pun yang dari pemerintah," ucapnya.

Untuk biaya operasional sekolah, lanjut Faiz, pihaknya menggulirkan program donasi sampah untuk sekolah, beternak dan menjual kaos.

"Jadi kita share lewat media sosial donasi sampah seperti koran bekas dan botol-botol bekas, atau apa pun. Barang itu kita pisahkan untuk bahan mengajar dan lainnya dijual," katanya.

Selain dari donasi sampah, biaya operasional sekolah juga didapat dari hasil ternak. Faiz mengatakan, saat ini pengelola beternak bebek, kambing dan ikan. Dulu ada sapi namun sudah dijual untuk biaya menambah pembangunan satu kelas. Sebab, anak-anak yang mendaftar semakin banyak dan tidak mungkin ditolak.

"Ya, dari ternak, jual kaos dan donasi itu kita bisa menggaji 5 guru. Mereka kan juga mencari nafkah untuk keluarga, jadi tetap harus ada gaji," tandasnya.

Sekolah gratis

Sekolah Gajah Wong memiliki konsep pendidikan gratis. Namun orangtua tetap dibebani jatah piket membersihkan sekolah. Selain itu, orangtua juga mendapat jatah ikut mendampingi anaknya saat belajar.

"Biaya sekolah diganti dengan tanggung jawab orangtua menjalankan piket sekolah," tandasnya.

Dari sekolah gratis ini, ia berharap generasi selanjutnya dapat merajut masa depan yang lebih baik dan meninggalkan kehidupan jalanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com