“Seragam baju endek itu sedang digodok. Anggota koperasi-koperasi itu banyak yang memproduksi endek. Saya sudah minta datanya, ternyata banyak sekali perajin yang memproduksi. Tujuan kita bagaimana produksi lokal bisa terjual di masyarakat,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Dewa Nyoman Patra, Denpasar, Bali, Jumat (16/1/2015).
Kain Endek yang merupakan kain tenun ikat ini, menurut Patra, sangat khas dan sudah diupayakan kelestariannya melalui berbagai kerajinan baik berupa tas, baju, dompet, dan lainnya. Demi tetap menjadikan kain endek dikenal di Bali, gerakan mengenakan baju endek dinilai baik, terutama bagi pegawai negeri maupun swasta, sebagai pengganti batik.
“Ya masih menunggu Pergub (Peraturan Gubernur). Jadi harapannya untuk perusaahaan kecil minimal yang memiliki lima karyawan diimbau mengenakan baju endek. Apalagi yang memiliki karyawan lebih dari itu, akan lebih baik lagi. Nah, PNS di Pemprov, kabupaten dan Kota kan sudah mengenakan seragam endek di hari-hari tertentu, itu bisa dijadikan contoh,” tegas dia.
Patra mengaku sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Dia juga sudah menggupayakan wacana ini kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika, dan ternyata direspons baik oleh pemerintah daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.