"Untuk melakukan itu (penyebab dan perkiraan waktu kematian), kita harus otopsi terlebih dulu. Sekarang, tidak semuanya kita otopsi," kata Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf saat berdialog dengan keluarga di posko antemortem, Mapolda Jawa Timur, Sabtu (3/1/2015).
Penyebab dan perkiraan waktu kematian ini menjadi pertanyaan keluarga korban AirAsia QZ8501. Mereka meminta kejelasan bahwa jasad yang sudah tiba di RS Bhayangkara bisa jadi meninggal setelah berhasil menyelamatkan diri dari kecelakaan pesawat. [Baca: 12 Jenazah Pesawat AirAsia QZ8501 Diterbangkan Ke Surabaya]
"Untuk perkiraan kematian belum, karena harus ada pemeriksaan butuh waktu untuk menentukan apakah saat crash, sebelum atau sesudahnya. Itu perlu otopsi," ucap dia.
Menurut Anas, otopsi hanya dilakukan kepada jenazah korban yang sudah terlanjur kulitnya terbuka karena luka. "Namun tidak semuanya," ucap Anas.
Seperti diketahui, hingga Sabtu (3/1/2015) pagi ini, masih ada 14 jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 di RS Bhayangkara Surabaya yang menjadi pusat proses identifikasi berlangsung.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) sebelumnya sudah mengidentifikasi empat jenazah atas nama Hayati Lutfiah Hamid, Grayson Herbert Linaksita, Khairunisa Haidar Fauzi, dan Kevin Alexander Soetjipto.